Dia jelas telah menyinggung dan membuat marah banyak orang selama bertahun-tahun
Jakarta (ANTARA) - Petenis Inggris Andy Murray mengusulkan agar panitia pelaksana Australian Open menghapus nama Margaret Court dari arena tenis di Melbourne Park karena dinilai sikapnya bertentangan dengan arti tenis.

Mantan petenis berusia 78 tahun, yang memegang 24 gelar turnamen utama itu, banyak dikritik karena menyuarakan penentangan terhadap pernikahan sesama jenis dan atlet transgender.

"Saat Anda memasuki Australia Open, Anda ingin berkonsentrasi pada tenis. Tapi pandangan pada (nama) lapangan justru mengganggu," kata Murray, dalam wawancaranya yang dilansir Reuters, Kamis.

Baca juga: Murray dan Bouchard dapat "wildcard" berlaga di Roland Garros

"Mengganti nama venue adalah sesuatu yang harus dipertimbangkan oleh badan olahraga. Saya tidak tahu siapa yang membuat keputusan akhir tentang itu, tetapi menurut saya nilai-nilainya tidak sesuai dengan arti tenis," Murray menegaskan.

Tennis Australia mengundang Court ke Melbourne Park pada Australia Open tahun ini untuk merayakan 50 tahun gelar Grand Slamnya di arena yang sama, sambil mengatakan ketidaksetujuannya atas "pandangan pribadinya".

Dalam upacara sederhana di Rod Laver Arena sebelum pertandingan perempat final, Court diberi piala tiruan oleh Rod Laver, juara Grand Slam 11 kali, setelah pemutaran video pendek pencapaian tenisnya.

Baca juga: Australian Open 2021 terancam batal akibat pandemi COVID-19

Murray, juara Grand Slam tiga kali dan mantan peringkat satu dunia, mengatakan dia mendapat sambutan hangat dari publik.

"Dia jelas telah menyinggung dan membuat marah banyak orang selama bertahun-tahun. Saya pikir para pemain pasti telah angkat bicara, yang merupakan hal positif," tutur Murray.

Petenis putri Martina Navratilova dan John McEnroe juga menyerukan agar nama Court dicopot dari stadion.

Baca juga: Murray selangkah lagi jadi petenis Inggris tersukses di Slam

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020