Kemenkes telah melakukan uji coba vaksin COVID-19 di Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan di Kota Bogor, Jawa Barat.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mulai melakukan simulasi uji coba vaksin COVID-19 di puskesmas sejumlah daerah dalam rangka persiapan imunisasi vaksin COVID-19 yang ditargetkan pemerintah pada akhir tahun 2020.

Berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan yang dikutip di Jakarta, Rabu, Kemenkes telah melakukan uji coba vaksin COVID-19 di Kabupaten Badung, Provinsi Bali dan di Kota Bogor, Jawa Barat.

Dalam tahap simulasi imunisasi vaksin COVID-19 ini, Kementerian Kesehatan melalui Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit M Budi Hidayat memastikan bahwa vaksin yang akan diberikan kepada peserta imunisasi aman, sehingga tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan karena vaksin terpilih telah melewati sejumlah rangkaian uji coba dan telah teruji secara klinis.

“Sekarang sedang diteliti dan diupayakan untuk meminimalisasi risiko-risiko yang akan terjadi, kalau memang ada risiko pasti tidak akan kita lakukan. Yang sudah diberikan ini, yang sudah aman,” kata Budi

Ia menyebutkan tahapan uji coba vaksinasi ini merupakan bagian dari kesiapan Indonesia untuk melakukan vaksinasi massal apabila sewaktu-waktu vaksin definitif COVID-19 telah ditemukan.

“Saat ini kita siapkan dulu SOP, SDM dan logistik yang diperlukan untuk menyatakan kita siap melakukan vaksinasi massal,” katanya.

Pihaknya menekankan bahwa keselamatan tenaga kesehatan dan peserta vaksinasi adalah prioritas utama. Para tenaga kesehatan yang bertugas mengimunisasi akan menggunakan APD level 2 serta apron, sementara bagi masyarakat harus menerapkan 3M. Yaitu sebelum uji coba vaksin harus mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu, menggunakan masker dan menjaga jarak aman antar peserta.

Dalam tahapan vaksinasi, nantinya peserta akan diskrining terlebih dahulu untuk mengetahui apakah yang bersangkutan memiliki penyakit komorbid atau tidak. Tahap yang disebut sebagai anamnase ini memungkinkan peserta imunisasi yang terindikasi memiliki penyakit penyerta (komorbid) maka akan diarahkan ke ruang pemeriksaan umum, lalu diberikan surat rujukan untuk selanjutnya dirujuk ke RS.

Sementara bagi peserta yang sehat, dapat menerima vaksinasi tahap pertama. Usai penyuntikan vaksin, peserta tidak langsung pulang melainkan harus menunggu selama 30 menit guna melihat apakah ada efek samping atau tidak.

Nantinya petugas Puskesmas akan memberikan sosialisasi protokol kesehatan serta penerapan pola hidup bersih dan sehat di seluruh tatanan kehidupan. Jika vaksinasi tahap pertama selesai, nanti peserta akan diimunisasi lagi dua minggu kemudian, demikian M Budi Hidayat.

Baca juga: Erick Thohir: Imunisasi massal direncanakan Februari 2021

 Baca juga: Puskesmas di Badung siap jadi lokasi imunisasi vaksin COVID-19

Baca juga: Menko Airlangga: Sedang disiapkan roadmap imunisasi vaksin COVID-19

Baca juga: PMI siap bantu pelaksanaan imunisasi vaksin COVID-19

Baca juga: Gubernur: Bogor-Bekasi-Depok, Kota-Kabupaten Cirebon zona merah

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020