Kebutuhan pupuk bersubsidi tahun ini terpenuhi.
Demak (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa pemerintah sudah memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi para petani di Tanah Air.

"Kebutuhan pupuk bersubsidi tahun ini terpenuhi," ujarnya singkat saat ditemui usai mengunjungi Fasilitas Rice Milling Unit (RMU) di Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, Jawà Tengah, Kamis.

Terkait penggunaan kartu tani dalam menebus pupuk bersubsidi per September 2019 apakah tetap dilanjutkan, Syahrul enggan menjawab.

Baca juga: Mentan apresiasi terbentuknya korporasi petani padi di Demak

Kondisi berbeda terjadi di Kabupaten Demak karena belum semua jenis pupuk bersubsidi yang dibutuhkan petani setempat terpenuhi.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Demak Wibowo mengakui pupuk per September 2020 memang mengalami kekurangan banyak sekali, kemudian ada tambahan alokasi.

Untuk pupuk jenis urea dipenuhi hampir 100 persen, sedangkan pupuk jneis SP dan ZA alokasinya masih kurang.

Baca juga: Pupuk Indonesia siap penuhi tambahan alokasi subsidi satu juta ton

Ia sendiri tidak mengetahui penyebab pastinya karena alokasinya juga dari pusat dengan anggaran APBN.

Bagi petani yang kebutuhan pupuknya belum tercatat di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) elektronik, disarankan untuk membeli pupuk nonsubsidi.

Baca juga: Jaga ketahanan pangan, Pupuk Kujang kembangkan "closed loop"

Penebusan pupuk bersubsidi, kata dia, memang harus menggunakan kartu tani, namun bagi petani yang kartu taninya rusak atau hilang serta kedaluwarsa, sepanjang sudah tercatat di e-RDKK, idak ada permasalahan.

"Tetap bisa dilayani secara manual. Sedangkan yang belum masuk dalam e-RDKK, maka harus membeli pupuk nonsubsidi," ujarnya.

Harga jual pupuk nonsubsidi memang lebih mahal karena untuk pupuk jenis ZA mencapai Rp200 ribu per sak dengan isi 50 kilogram, sedangkan ponska plus juga sama sebesar Rp200 ribu. 

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020