Di posko ini, kami melakukan pengecekan suhu mitra dan juga penyemprotan disinfektan pada kendaraan bermotor 'driver'
Makassar (ANTARA) - Ketika badai pandemi COVID-19 melanda seluruh pelosok negeri, aktivitas yang semula berjalan lancar dan normal, pelan tapi pasti mulai terseok-seok. Bahkan, ada yang tutup sama sekali.

Di tengah ketidakpastian usaha itulah, perusahaan teknologi yang menggunakan aplikasi berbasis Andoid dan IOS ini tampil ke depan, memadukan dua kepentingan yakni konsumen dan mitra pengemudi Gojek.

Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan, khususnya kota-kota besar dengan jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19, termasuk Kota Makassar, transportasi jasa daring sangat sulit memperoleh penumpang.

Apalagi keluar kebijakan, transportasi daring seperti ojek motor hanya diperbolehkan menerima dan mengantar makanan atau minuman pada pelanggan.

Tentu kondisi ini berpengaruh besar pada pendapatan para pengemudi motor ataupun mobil yang menjadi mitra Gojek selaku salah satu penyedia layanan jasa daring. Penyedia jasa transportasi daring diperhadapkan pada dua masalah yang dapat diibaratkan "buah si malakama", jika dimakan bapak akan mati, tidak dimakan ibu yang mati.

"Kalau kami, tidak narik berarti asap dapur di rumah tidak ngepul, tapi kalau beraktivitas di jalan, takutnya nanti ditulari virus COVID-19, betul-betul dilema," kata Burhan, salah seorang mitra pengemudi.

Mencermati hal tersebut, perusahaan teknologi terdepan di Asia Tenggara dan merupakan karya anak bangsa ini, meluncurkan program inisiatif "Jaga Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan (J3K)" ketika pemerintah sudah mulai melonggarkan aktivitas masyarakat demi pemulihan ekonomi nasional.

"Sejak awal pandemi, Gojek telah melakukan berbagai penyesuaian yang mengedepankan aspek kesehatan pada setiap layanan," kata Chief of Corporate Affair Gojek, Nila Marita, dalam keterangan tertulisnya .

Memasuki tatanan hidup baru, Gojek terus berinovasi untuk mendukung masyarakat menjalankan aktivitas keseharian dengan mengedepankan tiga aspek utama, yaitu kesehatan, kebersihan, dan keamanan.

Selanjutnya, pelaksanaan J3K ini salah satunya diaplikasikan dengan adanya posko yang tersebar di 200 titik di Indonesia, termasuk Kota Makassar.

Baca juga: Perkuat J3K, Gojek sedia hand sanitizer Lifebuoy di puluhan ribu GoCar

Posko ini hadir untuk memastikan para mitra dalam kondisi sehat dan prima sebelum melayani pelanggannya.

"Di posko ini, kami melakukan pengecekan suhu mitra dan juga penyemprotan disinfektan pada kendaraan bermotor 'driver'," katanya.

Hal itu dibenarkan mitra pengemudi, Rafiuddin, yang berdomisili di kawasan Pampang, Makassar.

Menurut dia, pada era adaptasi kebiasaan baru ini, geliat jasa transportasi daring berangsur-angsur membaik. Pasalnya, sudah bisa melayani penumpang lagi dengan catatan menerapkan protokol kesehatan.

"Sebelum narik, dilakukan pengecekan suhu tubuh dulu, menggunakan masker, cuci tangan dengan sabun atau 'hand sanitizer' (penyanitasi tangan)," katanya.

Perlengkapan lainnya, termasuk menggunakan plastik pembatas antara pengemudi dan pelanggan, sehingga memberikan rasa aman bagi kedua belah pihak. Begitu pula untuk antaran makanan melalui GoFood, sudah disegel terlebih dahulu sebelum diantar ke pemesannya.

Dapat Apresiasi

Penerapan J3K di lingkup mitra Gojek itu mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar Mario Said saat melakukan kunjungan ke Posko Aman Bersama Gojek di Makassar pada awal Oktober lalu.

Dia mengatakan sangat penting menerapkan program inisiatif J3K pada mitra transportasi daring.

Menurut dia, Gojek selaku inisiator J3K di lingkung jasa daring ini patut menjadi contoh bagi penyedia jasa transportasi daring lainnya.

Dari hasil peninjauan Posko Aman Bersama Gojek itu di Makassar diketahui ada kolaborasi dari para pemangku kepentingan.

“Program J3K Gojek Konsisten Lindungi Mitra & Konsumen ini patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi yang lainnya,” katanya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Region Perusahaan Gojek Mulawarman mengatakan sejak awal pandemi COVID-19, Gojek telah melakukan berbagai penyesuaian yang mengedepankan aspek kesehatan pada setiap layanan.

"Jaga kesehatan dalam inisiatif J3K merupakan program Gojek dalam menerapkan gaya hidup sehat, terutama bagi para mitranya yang melayani pelanggan setiap hari," katanya.

Baca juga: Pemerintah apresiasi inisiatif J3K, upaya Gojek bangkitkan ekonomi

Sejak awal berdiri perusahaan jasa daring ini pada 2010 hanya melayani jasa kurir, kemudian pada 2015 mulai mengembangkan layanan mulai dari transportasi dan pembayaran digital, pesan-antar makanan, logistik, dan berbagai layanan "on-demand" lainnya.

Semua layanan jasa itu mengetatkan penerapan J3K sesuai protokol kesehatan COVID-19, sehingga tidak ada keraguan bagi pelanggan untuk tetap beraktivitas dengan memanfaatkan jasa transportasi daring ini.

Menanggapi hal itu, salah seorang penumpang jasa transportasi daring ini, Sumaenah, mengaku bersama anak-anaknya tidak khawatir menggunakan jasa mobil ataupun motor jasa daring tersebut, karena sudah ada plastik pembatas antara penumpang dan sopir atau pengendara.

"Selain itu, juga disiapkan 'hand sanitizer' di dalam mobil, sehingga penumpang dapat menggunakannya tanpa ada biaya tambahan. Sopir ataupun pengendaranya juga senantiasa menggunakan masker," katanya.

Pelayanan yang memberikan rasa aman dan nyaman ini, tentu menjadi dambaan semua pelanggan layanan transportasi daring.

Selain itu, adanya potongan harga atau diskon menarik dari perusahaan aplikasi jasa daring Gojek.

Untuk menghindari kontak langsung antara penumpang dan pengemudi, disarankan menggunakan sistem pembayaran digital, termasuk untuk pesan-antar makanan, logistik, dan berbagai layanan "on-demand" lainnya.

Upaya mendorong penggunaan sistem pembayaran digital ini, sejalan dengan misi Bank Indonesia yang terus menyosialisasikan pentingnya penggunaan sistem pembayaran digital, karena lebih aman, cepat, dan tidak perlu kontak fisik, sehingga sejalan dengan protokol kesehatan COVID-19.

Karena itu, layanan jasa Gojek bermitra dengan sistem pembayaran digital LinkAja yang digagas Kementerian BUMN dengan PT Telkomsel pada 30 Juni 2019 untuk pembayaran jasa daring ini.

Walhasil, dari tahun ke tahun penggunanya terus bertambah dan kini sudah tercatat lebih dari 57 juta pengguna di Indonesia.

Bentuk kemitraan dengan satu tujuan ini, tak lain ingin bersama-sama dengan pemerintah mencegah dan menurunkan kasus COVID-19 yang sudah menjadi momok di mana-mana.

Semoga segala aktivitas yang serba terbatas karena pandemi ini segera berakhir dan pemulihan ekonomi segera terwujud.
 
Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar Mario Said saat melakukan kunjungan ke mitra GoFood Gojek dalam penerapan J3K di Makassar pada awal Oktober 2020. ANTARA Foto/HO/Humas Gojek Region Sulawesi


Baca juga: PSBB Makassar transportasi daring diizinkan angkut barang
Baca juga: Transportasi daring paling diminati komuter untuk lakukan mobilitas

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020