masker dengan berbagai macam varian agar diminati konsumen tanpa menghilangkan fungsi utamanya untuk mencegah penularan COVID-19
Batang (ANTARA) - Kerajinan masker yang diproduksi oleh perajin Tri Amalia Lestari, warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah mampu menembus pasar Malaysia dengan omzet mencapai Rp3 juta per bulan.

Perajin masker Tri Amalia Lestari di Batang, Rabu, mengatakan bahwa inisiatif pembuatan masker itu bermula dari sekadar menyalurkan hobi kerajinan tangan dan melihat peluang kebutuhan masyarakat menggunakan masker seiring pandemi COVID-19.

"Berawal dari situ (melihat peluang usaha) saya mencoba membuat masker kelas premium dengan ditambah pernak-pernik agar diminati pembeli," katanya.

Selain itu, kata dia, kerajinan tangan berupa masker yang dibuat dirinya dipasarkan melalui media sosial (medsos).

Ia mengatakan dirinya sengaja menambah pernak-pernik di atas bordiran kain tiga lapis dari bahan katun toyobo dan brukat tanpa harus mengurangi fungsi utama untuk mencegah penularan COVID-19.

"Kami sengaja memproduksi masker dengan berbagai macam varian agar diminati konsumen tanpa menghilangkan fungsi utamanya untuk mencegah penularan COVID-19," katanya.

Menurut dia, kreatifitas membuat masker dengan ditambah pernak-pernik seperti pin, renda, payet, dan pita yang disulam di atas bordiran kain motif bunga ini ternyata banyak diminati konsumen lokal hingga mancanegara.

"Untuk ekspor awalnya juga dari teman yang melihat postingan kemudian suka dan minat, itu orang Malaysia. Kemudian, dia minta contoh, dari situ permintaan masker terus bertambah bahkan hingga beberapa wilayah kota Malaysia seperti Sabah, Kualumpur, dan Kucing," katanya.

Warga asal Kecamatan Wonotunggal ini mengatakan bahwa harga produk masker dibandrol Rp30 ribu hingga seratusan ribu, tergantung jenis variasinya.

"Ada sekitar 30 varian masker, namun yang paling diminati konsumen adalah masker hijab, masker pengantin, dan masker merah putih," katanya.

Bupati Batang Wihaji mengatakan untuk menyelamatkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19, pemkab telah memberikan stimulus ekonomi mulai dari pinjaman modal hingga pelatihan ekonomi modern.

"Untuk tingkat RT pun kita berikan bantuan Rp2,5 juta, yang Rp500 ribu itu untuk penanganan COVID-19," katanya.

Baca juga: Masker kulit dari Garut mulai diminati pasar sejak darurat COVID-19
Baca juga: Lolos prokes, Satgas Batang rekomendasikan lima tempat tujuan wisata
Baca juga: BKPM: Proyek kawasan industri Batang agar libatkan pengusaha lokal

 

Pewarta: Kutnadi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020