Chicago (ANTARA) - Harga emas naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah kekhawatiran investor menjelang pemilihan presiden AS minggu ini dan karena lonjakan kasus COVID-19, serta penguncian (lock down) baru di beberapa negara meningkatkan ketidakpastian tentang prospek ekonomi global.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 12,6 dolar AS atau 0,67 persen menjadi ditutup pada 1.892,50 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu (30/10/2020), emas berjangka bertambah 11,9 dolar AS atau 0,64 persen menjadi 1.879,90 dolar AS per ounce. Emas berjangka merosot 11,2 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.868 dolar AS pada Kamis (29/10/2020), setelah anjlok 32,7 dolar AS atau 1,71 persen menjadi 1.879,2 dolar AS pada (28/10/2020), dan menguat 6,2 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.911,9 dolar AS pada Selasa (27/10/2020).

"Kami hanya melihat keuntungan kecil (dalam emas) dan itu tidak mengherankan. Ini adalah pekan yang didorong oleh peristiwa besar, jelas dengan pemilihan", kata analis OANDA Craig Erlam, menambahkan bahwa emas dapat melihat beberapa perubahan harga yang tidak stabil pada hari pemilihan.

"Kami melihat sedikit konsolidasi dalam pergerakan setelah emas berada di bawah tekanan berat pekan lalu".

Para investor siap menghadapi gejolak perdagangan jangka pendek dan perubahan kebijakan jangka panjang penting menjelang pemilihan AS.

"(Emas) terjebak dalam sebuah kisaran perdagangan, dolar sedikit lebih baik dari minggu lalu tetapi masih dalam kisaran perdagangan selama sebulan terakhir ini", kata Afshin Nabavi, wakil presiden senior di pedagang logam mulia MKS SA.

"Jadi, selama kita tidak melihat kenaikan atau penurunan dolar, jangan berpikir Anda akan melihat sesuatu yang luar biasa di sisi harga".

Dolar, sering dilihat sebagai saingan emas yang aman, tetap stabil terhadap sekeranjang mata uang.

Emas juga naik saat kasus COVID-19 melonjak di Eropa dan Amerika Serikat. Total kasus COVID-19 Eropa melewati tonggak suram 10 juta pada Minggu (1/11/2020), mendorong negara-negara untuk memberlakukan penguncian baru dan meningkatkan kekhawatiran pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.

Logam mulia lainnya, ​Perak untuk pengiriman Desember naik 38,7 sen atau 1,64 persen menjadi ditutup pada 24,033 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 11,1 dolar AS atau 1,31 persen menjadi ditutup pada 859,5 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas "rebound", saat reli dolar AS terhenti dan kasus virus meningkat
 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2020