peran dari instrumen APBN dalam penanganan pandemi COVID-19 dan program pemulihan ekonomi nasional
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan perbaikan kinerja ekonomi yang ditandai dengan realisasi pada triwulan III minus 3,49 persen atau lebih baik dibandingkan triwulan II minus 5,32 persen didorong oleh adanya peran stimulus fiskal.

“Perbaikan kinerja perekonomian didorong oleh peran stimulus fiskal atau peran dari instrumen APBN dalam penanganan pandemi COVID-19 dan program pemulihan ekonomi nasional,” katanya dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis.

Sri Mulyani menuturkan pertumbuhan triwulan III yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya menunjukkan adanya proses pemulihan ekonomi dan pembalikan arah dari aktivitas ekonomi nasional ke zona positif.

“Seluruh komponen pertumbuhan ekonomi baik dari sisi pengeluaran mengalami peningkatan maupun dari sisi produksi,” ujarnya.

Ia menjelaskan dorongan stimulus fiskal dapat dilihat dari akselerasi penyerapan belanja negara pada triwulan III sebesar 15,5 persen yang ditopang oleh realisasi bantuan sosial dan dukungan untuk dunia usaha terutama usaha menengah kecil.

“Rilis BPS juga mengkonfirmasi percepatan realisasi belanja negara yang meningkat sangat pesat telah membantu pembalikan dari pertumbuhan konsumsi pemerintah yang mengalami pertumbuhan 9,8 persen (yoy),” katanya.

Ia menuturkan angka pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 9,8 persen meningkat sangat tajam dibandingkan triwulan II yang mengalami kontraksi 6,9 persen.

“Jadi meningkatknya dari minus 6,9 persen melonjak menjadi tumbuh positif 9,8 persen atau turning point yang melebihi 17 persen,” jelasnya.

Sri Mulyani mengatakan belanja pemerintah dalam rangka perlindungan sosial yang meningkat sangat tajam terlihat dari tren pembaikan pada konsumsi rumah tangga triwulan III dari minus 5,5 persen menjadi minus 4 persen.

Di sisi lain, konsumsi rumah tangga dari kelas menengah atas masih terbatas karena kondisi COVID-19 yang belum berakhir dan karakter dari konsumsi rumah tangga menengah atas didominasi oleh barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas.

“Dengan adanya COVID-19 di mana mobilitas menjadi terbatas maka konsumsi kelas menengah atas juga menjadi tertahan,” katanya

Oleh sebab itu, Sri Mulyani menyatakan upaya pemerintah untuk perbaikan penanganan COVID-19 dari berbagai indikator serta penemuan dan pemberian vaksin diharapkan mampu mengembalikan tren konsumsi rumah tangga terutama kelompok menengah atas.

“Sehingga perbaikan diharapkan dan diyakini akan terjadi pada kuartal IV dan seterusnya,” tegasnya.

Baca juga: BPS catat pertanian topang pertumbuhan ekonomi triwulan III-2020
Baca juga: Ekonomi RI kontraksi 3,49 persen, pengamat nilai masih dalam
Baca juga: Indef: Pemenang Pilpres AS berdampak signifikan ke ekonomi RI

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020