Untuk saat ini yang paling penting adalah seberapa cepat pemulihan ekonomi dari sisi belanja pemerintah
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Amir Uskara menyatakan pada saat ini penting untuk mempercepat pemulihan ekonomi dengan mengoptimalkan belanja pemerintah dalam rangka mengurangi tekanan baik dari faktor eksternal maupun dampak pandemi.

"Untuk saat ini yang paling penting adalah seberapa cepat pemulihan ekonomi dari sisi belanja pemerintah," kata Amir Uskara dalam rilis di Jakarta, Sabtu.

Ia mengapresiasi pertumbuhan belanja pemerintah pada kuartal III-2020 sebesar Rp277 triliun, meningkat 9,76 persen dibanding tahun lalu.

Untuk itu, ujar dia, DPR sudah pasti bakal terus mendukung langkah percepatan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) agar kondisi resesi juga tidak berlanjut sampai ke 2021.

Amir menilai pemerintah telah mempercepat realisasi PEN, yang terlihat dari banyaknya program yang serapannya rendah yang langsung dialokasikan ke program perlindungan sosial dan penanganan kesehatan.

"Komitmen ini terus kita pantau di DPR RI, khususnya anggaran bantuan sosial agar diprioritaskan untuk menahan laju kemiskinan," katanya. .

Tidak hanya itu, Amir menekankan pengawasan terhadap program pemulihan ekonomi untuk tetap menjadi prioritas sehingga dipastikan penyimpangan anggaran sangat kecil.

Ia juga meminta masyarakat termasuk kalangan pelaku usaha untuk terus berinovasi dan kreatif dalam menghadapi situasi resesi.

"Misalnya ada pelaku UMKM berjualan di platform daring, omsetnya masih bisa terjaga. Kita perlu gerakan optimisme secara nasional. Resesi ekonomi pasti berlalu, dan ekonomi Indonesia tetap menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan negara lain," ucap Amir.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan realisasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik menandakan Indonesia telah melewati kondisi terburuk akibat pandemi COVID-19.

Menkeu menyatakan perbaikan kinerja ekonomi yang ditandai dengan realisasi pada triwulan III-2020 minus 3,49 persen atau lebih baik dibandingkan triwulan II-2020 minus 5,32 persen didorong oleh adanya peran stimulus fiskal.

Menurut dia, dorongan itu terlihat dari akselerasi penyerapan belanja negara sebesar 15,5 persen yang ditopang oleh realisasi bantuan sosial dan dukungan untuk dunia usaha terutama usaha menengah kecil.

Sri Mulyani memastikan pemerintah akan terus mempertahankan momentum ini, termasuk dengan melakukan perbaikan penanganan COVID-19 dan menyediakan vaksin untuk mengembalikan tren konsumsi masyarakat.

Baca juga: Menilik peluang kembali ke zona positif untuk lepas dari resesi

Baca juga: Kemenkeu: Belanja pemerintah jadi motor penggerak ekonomi

Baca juga: Instansi pemerintah mulai diwajibkan belanja produk UMKM


Baca juga: Wamenkeu tegaskan belanja pemerintah jadi tulang punggung ekonomi RI
 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020