Palembang (ANTARA) - Sebanyak 629 warga pesisir Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan program padat karya untuk penanaman mangrove seluas 310 Hektare di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Program padat karya ini merupakan bagian dari program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Musi, Siswo, di Banyuasin, Rabu, mengatakan, pandemi COVID-19 telah mengganggu dunia usaha sehingga berdampak pada perekonomian nasional.

Masyarakat merasakan langsung dampak mulai dari kehilangan pekerjaan hingga berkurangnya penghasilan.

“Salah satu langkah extraordinary diambil pemerintah adalah melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu program PEN bidang lingkungan hidup dan kehutanan diterjemahkan dalam program padat karya penanaman mangrove,” kata dia.

Melalui program ini, penanaman mangrove dilakukan warga yang tergabung dalam kelompok tani.

Kemudian upah dan biaya dalam penanaman langsung diberikan atau ditransfer ke rekening warga yang terlibat.

“Tidak melalui bendahara, langsung dari rekening ke rekening,” katanya.

Kegiatan ini melibatkan sebanyak 629 orang dan menyerap 34.076 hari orang kerja (HOK).

Untuk Kabupaten Banyuasin, lokasi berada di wilayah Taman Nasional Berbak Sembilang meliputi luas 80 Ha dengan melibatkan 173 orang yang tergabung dalam tiga kelompok masyarakat yaitu Kelompok Tani Sungsang Sejahtera I, Kelompok Tani Sungsang Sejahtera II dan Kelompok Kerja Pantai Hijau Lestari.

Sementara itu, Bupati Banyuasin Askolani berharap program ini menjadi stimulus perekonomian masyarakat di sekitar ekosistem mangrove.

“Kita ketahui bahwa bagi nelayan ikan yang dimana harga ikan turun karena terdapat COVID-19, dengan adanya penanaman mangrove ini kita bisa membantu warga untuk melakukan penanaman," katanya.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020