Moskow (ANTARA) - Rusia melanjutkan vaksinasi sukarelawan baru dalam uji coba untuk vaksin COVID-19 andalannya, Sputnik V, setelah jeda singkat, kata staf di enam dari 29 klinik uji coba.

Pada akhir Oktober, delapan klinik mengatakan kepada Reuters bahwa uji coba telah dihentikan sementara untuk sukarelawan baru, dengan beberapa klinik mengeluhkan permintaan yang tinggi dan kekurangan dosis.

Alexander Gintsburg, direktur Institut Gamaleya, yang mengembangkan dan memproduksi vaksin, mengatakan pada saat itu bahwa penerimaan sukarelawan baru hanya melambat karena keputusan untuk fokus kepada mereka yang sudah divaksinasi dosis kedua.

"Vaksinasi telah dilanjutkan. Mulai Senin, kami melakukan komponen pertama (dari suntikan dua dosis) lagi," kata seorang anggota staf di Klinik Moskow Nomor 46 kepada Reuters pekan ini.

Wartawan Reuters melihat antrean orang yang menunggu pemeriksaan medis pra vaksinasi di tiga klinik percobaan Moskow pada Senin, Rabu, dan Kamis.

"Kami sudah melanjutkan vaksinasi. Cukup banyak orang yang datang untuk diinokulasi," kata salah satu petugas kesehatan di Klinik nomor 170.

Pada 11 November, lebih dari 20.000 sukarelawan telah menerima suntikan pertama dari dua suntikan, dan lebih dari 16.000 sukarelawan menerima dosis pertama dan kedua, menurut Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF).

Pengembang vaksin berniat memberikan vaksin kepada 40.000 orang pada awalnya.

RDIF, yang mendukung dan memasarkan vaksin, tidak menanggapi permintaan komentar tentang kecepatan uji coba tersebut.

Alexei Kuznetsov, seorang asisten menteri kesehatan, mengatakan bahwa uji klinis berjalan sesuai rencana.

"Pada saat yang sama, uji coba yang melibatkan sukarelawan berusia di atas 60 terus berlanjut," kata dia.

Pejabat Rusia dan pengembang vaksin sebelumnya telah menghadapi tantangan dalam meningkatkan produksi Sputnik V, dan perkiraan awal 30 juta dosis yang akan diproduksi pada akhir tahun direvisi turun bulan lalu oleh menteri industri menjadi lebih dari 2 juta dosis.

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Oktober bahwa Rusia menghadapi tantangan dalam meningkatkan produksi karena masalah dengan ketersediaan peralatan, tetapi berharap untuk memulai vaksinasi massal pada akhir tahun.


Sumber: Reuters
Baca juga: WHO, Rusia bahas daftar penggunaan darurat vaksin COVID Sputnik
Baca juga: Rusia sebut vaksin Sputnik V 92 persen efektif
Baca juga: Turki tertarik memproduksi vaksin COVID-19 Rusia

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020