Roma (ANTARA News/AFP) - Kepala bank sentral Italia, Mario Draghi, Senin mengatakan, Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan yang mengatur disiplin anggaran di Uni Eropa perlu diperkuat untuk merangkul reformasi struktural ekonomi.

"Hal ini diperlukan untuk membuatnya (pakta) lebih tajam dan untuk memperluasnya termasuk reformasi struktural, karena tidak adanya reformasi adalah alasan untuk kurangnya pertumbuhan di negara-negara tertentu," kata Draghi dalam kuliah di Akademi Ilmu Sosial Kepausan di Vatikan, menurut kantor berita ANSA.

"Ada yang mengatakan reformasi perlu dilaksanakan secara bertahap untuk menghindari bahaya pemulihan yang rapuh. Untuk itu, saya menjawab bahwa pemulihan itu terlalu rapuh untuk menunggu," kata Draghi.

Pakta perjanjian dengan negara-negara zona euro diwujudkan pada 1997 untuk menjaga disiplin fiskal, terutama dengan mempertahankan defisit publik tahunan di bawah 3,0 persen dari produk domestik bruto dan untuk bekerja ke arah mengamankan surplus pada saat-saat pertumbuhan yang kokoh.

Selain Yunani, saat ini dalam pergolakan utang melumpuhkan dan krisis defisit publik, "ada negara-negara lain di dunia yang, tanpa penyesuaian tindakan pencegahan, yang terkena risiko yang sama," kata Draghi.

Dia mengatakan keadaan tidak rata dalam neraca pembayaran negara tersebut dapat menyebabkan penyesuaian tiba-tiba yang memiliki "biaya sangat tinggi dari ekonomi, keuangan dan sudut pandang sosial."

Sejak 2006 Draghi juga Ketua Dewan Stabilitas Keuangan, sebuah organisasi internasional yang bertujuan untuk mengkoordinasikan dan memperkuat stabilitas sektor keuangan internasional.

Draghi dianggap sebagai salah satu dari dua kandidat terkemuka untuk menggantikan Presiden ECB saat ini Jean-Claude Trichet pada Oktober 2011, yang lainnya adalah Gubernur Bank Sentral Jerman Axel Weber. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010