New York (ANTARA) - Dolar melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), diperdagangkan mendekati level terendah tiga bulan setelah data AS menunjukkan gambaran ekonomi yang kurang cerah.

Jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim pertama kali untuk tunjangan pengangguran meningkat lebih jauh minggu lalu, menunjukkan bahwa ledakan infeksi baru COVID-19 dan pembatasan bisnis meningkatkan PHK dan merusak pemulihan pasar tenaga kerja.

Data lain yang keluar pada Rabu (25/11/2020), menunjukkan ekonomi memulai awal yang solid pada kuartal keempat, dengan belanja konsumen dan investasi bisnis pada peralatan melampaui ekspektasi analis pada Oktober. Bisnis juga melaporkan rebound tajam dalam laba di kuartal ketiga.

"Longsoran data AS yang beragam hari ini berdampak kecil pada dolar, dan tampaknya pedagang lebih fokus pada penyesuaian posisi sebelum liburan Thanksgiving daripada yang lainnya," kata Ronald Simpson, direktur pelaksana, analisis mata uang global di Action Economics, dalam sebuah catatan.

Indeks dolar AS melemah 0,14 persen menjadi 91,999, rebound sedikit setelah jatuh ke level 91,927 di awal sesi, terlemah sejak 1 September.

Dolar berada di bawah tekanan dalam beberapa bulan terakhir dari ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap mendekati posisi terendah dalam sejarah selama bertahun-tahun yang akan datang, dan ketika berita tentang berbagai vaksin COVID-19 membantu meningkatkan minat investor terhadap mata uang yang berisiko.

Pembuat kebijakan Federal Reserve AS membahas bagaimana pembelian aset bank sentral dapat disesuaikan untuk memberikan lebih banyak dukungan ke pasar dan ekonomi selama pertemuan pengaturan kebijakan November.

Dolar diperkirakan akan terus turun karena kemajuan vaksin dan pemilihan mantan Ketua Federal Reserve Janet Yellen yang diperkirakan sebagai menteri keuangan AS berikutnya mengurangi dua ketidakpastian besar bagi investor.

Sterling naik tipis pada Rabu (25/11/2020) setelah menteri keuangan Inggris Rishi Sunak mengumumkan rencana pengeluaran satu tahun ke parlemen, bersama dengan perkiraan baru untuk ekonomi negara yang dilanda virus corona itu.

Bitcoin, mata uang kripto paling populer, naik menjadi 19.049,13 dolar, sedikit lebih rendah dari rekornya di 19.666 dolar pada Desember 2017.

Baca juga: Menguat, dolar AS diperdagangkan pada kisaran 104 yen di Tokyo
Baca juga: Dolar AS jatuh, selera risiko investor naik saat transisi Trump-Biden
Baca juga: Yuan "rebound" 60 basis poin terhadap dolar AS, dipicu transisi Biden

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020