Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan pasien terinfeksi COVID-19 di Kabupaten Jember, Jawa Timur, penuh akibat lonjakan kasus yang meningkat tajam selama sepekan terakhir.

"Memang benar beberapa rumah sakit rujukan COVID-19 di Jember terisi penuh karena tingginya jumlah pasien yang terpapar virus Corona di Jember," kata Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Jember Gatot Triyono di Jember, Sabtu.

Bahkan informasi yang dihimpun di lapangan, ada beberapa warga Jember yang terpapar virus Corona terpaksa menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Kota Surabaya.

"Kami imbau masyarakat benar-benar disiplin menerapkan protokol kesehatan agar tidak terinfeksi COVID-19 yang kini jumlahnya terus bertambah cukup signifikan," tuturnya.

Baca juga: Tiga ASN terpapar COVID-19, Dinkes Jember tutup sementara waktu

Baca juga: Kasus kematian pasien COVID-19 di Jember meningkat


Penuhnya ruang isolasi pasien COVID-19 juga diakui oleh pihak Rumah Sakit Paru yang merupakan rumah sakit rujukan Provinsi Jawa Timur yang berada di Kabupaten Jember.

"Ruang isolasi pasien COVID-19 di Rumah Sakit Paru sudah terisi 100 persen seiring dengan meningkatnya jumlah pasien yang terpapar virus Corona di Jember," kata Kepala Seksi Pelayanan Medis Rumah Sakit Paru Jember dr Dina Rusdiana.

Ia mengatakan ruang isolasi COVID-19 di RS Paru sebanyak 20 tempat tidur dan semuanya sudah terisi, namun kapasitas tempat tidur di ruang isolasi bergerak secara dinamis.

"Kami berencana menambah empat tempat tidur lagi untuk pasien COVID-19 dan kini masih dalam proses melengkapi CCTV, sehingga diharapkan bisa digunakan secepatnya," katanya.

Sementara Direktur RSD dr Soebandi Jember dr Hendro Soelistijono mengatakan kapasitas tempat tidur di ruang isolasi pasien COVID-19 di rumah sakit setempat sudah terpakai hingga 85 persen dari total 82 tempat tidur.

"Sudah sepekan ini lonjakan pasien COVID-19 yang masuk ke RSD dr Soebandi meningkat tajam karena sebelumnya maksimal tempat tidur yang terpakai di ruang isolasi sekitar 50-60 persen dari kapasitas yang ada," katanya.

Untuk itu, pihak rumah sakit harus selektif untuk menerima pasien COVID-19 yang memiliki komorbid dan gejala klinis yang lebih berat.

"Kalau pasien COVID-19 memiliki gejala batuk dan demam saja, kami arahkan ke rumah sakit lainnya yang tipenya lebih rendah dari RSD dr Soebandi Jember, namun bukan berarti kami menolak pasien karena kami harus memilah pasien mana yang harus ditangani," katanya.

Sejauh ini, sudah ada empat dokter dan sekitar 30 perawat di RSD dr Soebandi Jember yang terpapar virus Corona, namun semuanya sudah dinyatakan sembuh, sehingga dapat bekerja dan melayani kembali pasien COVID-19.

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 Jember tercatat jumlah warga yang terpapar virus Corona hingga 28 November 2020 mencapai 2.321 orang dengan rincian sebanyak 523 pasien menjalani perawatan, pasien yang sembuh mencapai 1.699 orang, dan 99 orang meninggal dunia.*

Baca juga: 15 Kecamatan di Jember zona merah penyebaran COVID-19

Baca juga: Sterilisasi Kampus Universitas Jember diperpanjang selama sepekan

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020