Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan potensi pasar ekspor komoditas Indonesia belum tergarap maksimal padahal produksi sumber daya alam di Tanah Air sangat melimpah.

“Potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak, masih sangat besar. Kita juga masih sangat tertinggal dari negara-negara lain dalam menangkap peluang ekspor,” kata Presiden Jokowi secara virtual dalam Pelepasan Ekspor ke Pasar Global Tahun 2020 dari Jakarta, Jumat.

Presiden mencontohkan untuk komoditas kopi, Indonesia hanya menempati posisi ke delapan sebagai eksportir terbesar di dunia. Padahal dari sisi produksi, Indonesia adalah produsen kopi terbesar ke empat di dunia, setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia.

“Jadi potret kinerja ekspor kopi indonesia masih tertinggal dibanding Vietnam yang pada 2019 mencapai 2,22 miliar dolar AS, sedangkan kinerja ekspor kopi indonesia tahun 2019 di angka 883,12 juta dolar AS,” ujarnya.

Untuk komoditas garmen, Indonesia hanya menjadi eksportir di urutan ke-22 terbesar di dunia. Padahal Tanah Air adalah produsen garmen ke delapan terbesar di dunia.

Untuk industri kayu juga Indonesia kurang mengoptimalkan potensinya. Sebagai produsen kayu ringan terbesar di dunia, Indonesia hanya mampu menjadi eksportir terbesar ke-21 di dunia untuk produk furnitur. Kemudian untuk produk perikanan, Indonesia adalah produsen terbesar ke-2 di dunia. Namun, Indonesia baru menjadi eksporitr ke-13 di dunia untuk produk perikanan.

Presiden meminta seluruh pihak untuk tidak pesimis dengan ketertinggalan itu. “Tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan, langkah-langkah pembenahan, diperlukan reformasi besar-besaran untuk menghadirkan ekosistem berusaha bagi eksportir kita,” ujar dia.

Kepala Negara menekankan potensi ekspor Indonesia masih sangat menjanjikan karena memiliki keragaman produk, komoditi, dari juga kreativitas dan kualitas yang tinggi serta kapasitas volume dan pangsa pasar tujuan negara ekspor.

“Kuncinya proaktif dan jangan pasif,” ujar Kepala Negara.

 

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020