Santiago (ANTARA) - Otoritas kesehatan di Chile mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 buatan Pfizer Inc dan BioNTech SE.

Dengan demikian, dosis pertama vaksin kemungkinan dapat diterima masyarakat kalangan berusia 16 tahun ke atas paling cepat pada Hari Natal, 25 Desember.

Institut Kesehatan Masyarakat (ISP) menerima permintaan dari Pfizer pada 27 November 2020 dan sekelompok ahli bertemu untuk menganalisis data uji klinis vaksin yang diserahkan Pfizer, perusahaan farmasi asal Amerika Serikat.

"Bulan ini, pesawat yang mengangkut 20.000 dosis vaksin tahap pertama akan mendarat di Chile dan kami dapat segera melakukan vaksinasi terhadap seluruh tenaga kesehatan di wilayah yang kasus positifnya tinggi," kata Presiden Chile Sebastian Pinera saat memberi sambutan kepada publik, sebagaimana disiarkan oleh saluran televisi nasional.

"Januari nanti, kita akan kembali menerima vaksin yang akan diperuntukkan bagi kelompok rentan dan berisiko tinggi pada kuartal pertama 2021, dan (kami) akan melanjutkan vaksinasi pada kelompok-kelompok lainnya dalam semester pertama tahun depan," kata Pinera.

Chile telah menandatangani perjanjian pembelian 10 juta dosis vaksin buatan Pfizer-BioNTech yang diharapkan cukup untuk diberikan pada lima juta jiwa. Tiap orang nantinya akan menerima dua dosis vaksin, yang masing-masing diberikan dalam jarak tiga minggu.

Menteri Kesehatan Chile Enrique Paris mengatakan selama akhir pekan minggu lalu pihaknya telah menyiapkan beberapa logistik yang dibutuhkan untuk distribusi vaksin.

Beberapa media di Chila pada minggu ini memberitakan 30.000 dosis vaksin kemungkinan akan tiba dalam waktu delapan hari ke depan dan vaksinasi pertama akan berlangsung pada 24 Desember atau 25 Desember.

Namun, Kementerian Kesehatan menolak mengonfirmasi isi pemberitaan tersebut.

Paris pada November mengatakan vaksin buatan Pfizer akan digunakan untuk memvaksinasi lima juta warga dalam waktu tiga bulan pertama 2021.

Masyarakat yang masuk dalam kategori "rentan" seperti tenaga kesehatan, sipir penjara, tahanan, tentara, dan orang lanjut usia di panti jompo, akan diprioritaskan sebagai penerima vaksin.

Sebesar 80 persen dari total 18 juta penduduk Chile diharapkan sudah akan divaksinasi pada akhir semester I 2021, kata Paris.

Chile juga telah mengamankan 14,4 juta dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan negara itu telah mengajukan klausul perjanjian untuk jadi tuan rumah uji coba vaksin buatan Sinovac. Terkait itu, Chile juga mengajukan rencana pembelian sebanyak 20 juta dosis vaksin.

Dengan demikian, 60 juta dosis vaksin kemungkinan akan tersedia di Chile dalam waktu tiga tahun ke depan.

Chile juga telah menandatangani pembelian 7,6 juta dosis vaksin lewat skema distribusi vaksin global, yang disebut COVAX Facility. Skema pembelian bersama itu dipimpin oleh GAVI, CEPI, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Otoritas kesehatan di Chile sejauh ini melaporkan lebih dari 1.000 kasus baru per harinya sehingga total pasien positif COVID-19 telah mencapai 576.731 orang, yang 15.959 di antaranya meninggal dunia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Chile bersiap mulai kampanye imunisasi COVID-19

Baca juga: Chile beri lampu hijau uji vaksin COVID AstraZeneca

Baca juga: Chile setujui obat COVID-19 buatan Rusia
​​​​​​​

 

Spesialis anestesi pastikan vaksin buatan Sinovac punya keandalan tinggi

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020