Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan masyarakat Prof Hasbullah Thabrany mendorong pemerintah untuk melakukan testing atau pemeriksaan terhadap siapapun yang berisiko terinfeksi COVID-19 agar dapat dideteksi dan diisolasi secepat mungkin, sehingga penularan dapat dikendalikan.

"Lakukan testing yang sebaik mungkin dan sebanyak mungkin, supaya siapa yang punya risiko menularkan bisa terdeteksi dan diisolasi," kata Hasbullah melalui sambungan telepon dengan ANTARA di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Pakar kesehatan ingatkan masyarakat tetap jaga jarak di tempat publik

Baca juga: Protokol kesehatan harusnya sudah jadi gaya hidup


Ia mengatakan kasus COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Itu artinya masih ada penularan yang terus menerus terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Terlebih masyarakat baru saja melewati libur Natal dan Tahun Baru yang mendorong banyak orang menghabiskan libur panjang tersebut untuk berlibur atau berekreasi, yang memungkinkan potensi peningkatan kasus penularan pascaliburan.

Untuk segera mengendalikan penyebarannya, pemerintah disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih banyak dan lebih baik lagi, sehingga setiap orang yang berisiko tinggi tertular COVID-19 dapat segera terdeteksi.

Setelah semuanya dideteksi, orang-orang yang memang terkonfirmasi positif COVID-19 dapat dirawat atau diisolasi secepat mungkin, sehingga penularan virus SARS-CoV-2, penyebab penyakit COVID-19, dapat segera dikendalikan.

Selain perlunya memperbanyak pemeriksaan, pemerintah juga disarankan untuk tidak mengandalkan isolasi mandiri tanpa ada pengawasan. "Harus ada yang kontrol," katanya.

Karena, jika isolasi mandiri tidak dikontrol, kemungkinan penularan di dalam keluarga dari pasien tanpa gejala dapat terjadi, sehingga dapat meningkatkan penularan dari klaster keluarga.

Baca juga: Pakar sebut 3M wajib dipatuhi saat berolahraga di tempat umum

Baca juga: Pakar kesehatan: Pemangkasan cuti bersama sangat efektif kurangi kasus

Baca juga: Pakar sebut 3M-3T cegah kerugian negara lebih besar


"Jadi, kalau isolasi mandiri saja enggak ada yang kontrol ya berbahaya. Jadi penularan di klaster keluarga bisa tetap meningkat," ujarnya.

Sementara itu, dalam upaya penanganan COVID-19 ke depan, Hasbullah juga mendorong alokasi dana yang lebih memadai, dengan pengawasan ketat, sehingga penggunaan dana dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengendalian COVID-19.

"Jangan sampai ada yang korup, baik itu di kalangan pemerintah daerah, di kalangan Satgas, di kalangan fasilitas kesehatan, atau di kalangan media. Jangan sampai ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan," kata Hasbullah.

Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021