Jakarta (ANTARA) - Peretas, yang mencuri informasi tentang vaksin COVID-19 dalam serangan siber terhadap badan medis Uni Eropa dan kemudian mempublikasikannya secara online, dilaporkan juga memanipulasi apa yang mereka temukan untuk menyebarkan disinformasi yang dirancang untuk merusak kepercayaan pada vaksin.

Dalam informasi terbaru tentang serangan siber yang pertama kali diungkapkan bulan lalu itu, European Medicines Agency (EMA) telah mengungkapkan bagaiamana peretas mengakses email internal rahasia mulai November tentang proses evaluasi untuk vaksin COVID-19.

Investigasi yang sedang berlangsung menemukan bahwa beberapa isi email tersebut telah dimanipulasi oleh mereka yang berada di balik serangan itu dalam upaya untuk menciptakan ketidakpercayaan dengan disinformasi tentang vaksin.

"Beberapa korespondensi telah dimanipulasi oleh para pelaku sebelum dipublikasikan dengan cara yang dapat merusak kepercayaan pada vaksin," kata EMA, dikutip dari Zdnet, Selasa.

Tidak pasti siapa pelaku serangan siber EMA atau mengapa sebenarnya mereka memanipulasi dokumen untuk menyebarkan disinformasi dalam upaya merusak kepercayaan pada vaksin.

Teori konspirasi tentang virus corona telah menimbulkan masalah bagi media sosial dan dunia luas sejak dimulainya pandemi.

Informasi sebelumnya dari EMA mengungkapkan bahwa peretas mengakses dan mencuri data vaksin COVID-19 selama serangan Desember.

Para penyusup, yang secara khusus menargetkan data terkait obat-obatan dan vaksin COVID-19, mendapatkan akses ke informasi tersebut dengan melanggar aplikasi TI yang dirahasiakan.

"EMA terus mendukung penuh penyelidikan kriminal atas pelanggaran data tersebut. Tindakan yang diperlukan sedang diambil oleh otoritas penegak hukum," kata EMA.

Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris, Microsoft dan Organisasi Kesehatan Dunia termasuk di antara mereka yang telah mengeluarkan peringatan atas kelompok peretasan yang menargetkan layanan kesehatan, farmasi, universitas dan organisasi lain yang terlibat dalam pengembangan dan distribusi vaksin COVID-19.


Baca juga: AS tuding "aktor siber" berupaya curi riset vaksin dan data corona

Baca juga: Korsel sebut Korut berupaya retas perusahaan vaksin COVID-19

Baca juga: Beredar informasi data COVID-19 Indonesia diretas

Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021