Jika Indosat kembali melakukan aksi monetisasi menaranya seperti tahun 2019, maka pasar akan merespons positif meskipun saat ini masih dalam kondisi pandemi. Bahkan, harga per menaranya juga diperkirakan bisa lebih tinggi dibanding sebelumnya
Jakarta (ANTARA) - Pengamat telekomunikasi Heru Sutadi memperkirakan rencana Indosat Ooredoo yang akan melepas sekitar 4.000 unit menara telekomunikasi pada 2021 akan mendapat respons positif dari pasar.

”Jika Indosat kembali melakukan aksi monetisasi menaranya seperti tahun 2019, maka pasar akan merespons positif meskipun saat ini masih dalam kondisi pandemi. Bahkan, harga per menaranya juga diperkirakan bisa lebih tinggi dibanding sebelumnya," kata Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi dalam kajian yang dirilis, di Jakarta, Selasa.

Kabarnya,rencana lelang 4.000 unit menara telekomunikasi Indosat tersebut, mendapat respons dari pemain besar di sektor menara seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui Protelindo, Mitratel, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Centratama Telekomunikasi (CENT).

“Untuk transaksi rencana penjualan menara tahun 2021 ini, harganya bisa saja naik signifikan karena aset yang dijual memiliki kualitas lebih baik," kata Heru.

Indosat Ooredoo pada 2019 menjual 3.100 menaranya kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Protelindo dengan nilai transaksi sebesar Rp6,39 triliun.

Sebanyak 2.100 menara di antaranya, dilepas kepada Mitratel, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Sedangkan, 1.000 menara dilepas kepada Protelindo, anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Saat ini, seluruh operator seluler sedang berlomba untuk menerapkan layanan 5G yang memacu tingginya permintaan layanan data, sehingga permintaan menara telekomunikasi terus bertumbuh.

Selain itu, rencana penghapusan daftar negatif investasi dalam Omnibus Law harusnya juga membawa angin segar yang meningkatkan minat investor asing terhadap sektor menara telekomunikasi di Indonesia.

Heru memprediksi, jika lelang tersebut sukses maka maka Indosat Ooredoo akan mendapatkan dana segar untuk memperkuat belanja operasinya. "Ini akan menjadi modal tambahan bagi Indosat untuk menuju era 5G, karena makin agile dan kompetitif," katanya.

Secara terpisah, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan jika skema penjualan menara tahun ini sama dengan 2019 di mana setelah dijual, disewa kembali, maka akan menguntungkan bagi Indosat.

"Kalau skemanya masih sama maka bisa jadi karena untuk keperluan pendanaan, dan opsi sewa lebih murah dibandingkan dengan jika dimiliki sendiri karena ada biaya maintenance," katanya.

Reza memprediksi harga yang ditawarkan Indosat per menara bisa saja naik karena ada kebutuhan untuk pendanaan.

Dalam catatan, belum lama ini Tower Bersama menandatangani “unsecured revolving credit facility” senilai 275 juta dolar AS atau setara Rp4,1 triliun. Penandatanganan fasilitas pinjaman dari sejumlah bank ini dilakukan pada 20 Januari 2021.

Sementara, Telkom dikabarkan berencana membawa Mitratel melantai di bursa saham pada kuartal IV 2021 atau semester I 2022 untuk meningkatkan kualitas portofolio dan ekuitas perusahaan.

Baca juga: Indosat - Tri merger, Komisi I minta untuk berhati-hati

Baca juga: Indosat Ooredoo capai kinerja jaringan positif saat akhir 2020

Baca juga: Indosat Ooredoo gandeng Comviva dorong interaksi pelanggan lewat AI

 

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021