Riset terkait Patin Perkasa dilaksanakan BRPI sejak 2010, di mana saat itu terpantau kualitas benih patin yang beredar di Indonesia sangat heterogen. Pada umur yang sama, terjadi pertumbuhan yang berbeda-beda di berbagai lokasi di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Riset yang dilakukan oleh Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) KKP terkait dengan ikan Patin Perkasa terpilih sebagai salah satu dari 112 Karya Inovasi Indonesia Paling Prospektif oleh Business Innovation Center yang didirikan oleh Kemenristek.

"Berbeda dengan patin biasa, Patin Perkasa memiliki berbagai keunggulan," kata Kepala BRPI, Joni Haryadi, dalam rilis di Jakarta, Rabu.

Ia memaparkan, sejumlah keunggulan itu antara lain adalah pertumbuhan lebih cepat 16 - 46 persen, produktivitas lebih tinggi 11 - 46 persen, rasio konversi pakan (FCR) lebih rendah 5,6 - 16,3 persen.

Selain itu, keunggulan lainnya adalah Harga Pokok Produksi (HPP) yang ditetapkan lebih rendah 4,45 - 17,92 persen serta B/C ratio pembesaran lebih tinggi 14,71 - 48,48 persen.

"Riset terkait Patin Perkasa dilaksanakan BRPI sejak 2010, di mana saat itu terpantau kualitas benih patin yang beredar di Indonesia sangat heterogen. Pada umur yang sama, terjadi pertumbuhan yang berbeda-beda di berbagai lokasi di Indonesia," kata Joni.

Seiring dengan perkembangan patin yang sangat pesat di Indonesia, lanjut Kepala BRPI KKP, masyarakat yang sudah bisa melakukan pemijahan sendiri sehingga penyebarannya menjadi tidak terkendali dan menyebabkan terjadi penurunan genetik.

Selain itu, ujar dia, sejak pertama patin siam masuk ke Indonesia pada tahun 1972, belum terdapat upaya untuk memperbaiki genetik tersebut.

"Pada 2010 hingga 2017, BRPI melakukan seleksi ikan patin, dengan benih yang berasal dari Sukamandi, Jambi, dan Palembang, sebanyak dua generasi. Hasilnya sangat bagus, yakni respon seleksi menunjukkan angka 38,86 persen, sudah memenuhi persyaratan respon seleksi minimal 30 persen," papar Joni.

Hasil uji lapangan ikan patin di empat lokasi, yaitu Tulungagung, Kuningan, Bandar Lampung, dan Sukamandi, lanjutnya, membuktikan berbagai keunggulan patin super ini dibanding patin biasa yang selama ini terdapat di masyarakat.

"Ikan tersebut mampu tumbuh cepat dan pada 2018 telah diterbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 75/KEPMEN-KP/2018 tentang Pelepasan Ikan Patin Perkasa, yang menetapkan Ikan Patin Perkasa sebagai jenis ikan baru yang akan dibudidayakan," kata Joni.

Baca juga: KKP cetuskan inovasi komoditas perikanan Patin Perkasa

Baca juga: KKP gandeng UNIDO buat pelatihan pembenihan ikan patin dan lele

Baca juga: China tertarik ikan patin Riau

Baca juga: KKP-FAO kerja sama produksi formula pakan ikan patin

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021