Yogyakarta (ANTARA) - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada dr. Riris Andono Ahmad mengatakan masuknya varian baru corona B117 di Indonesia tidak perlu direspons dengan mengubah strategi atau pola pengendalian COVID-19.

"Strateginya tetap sama. Strategi akan berubah apabila model transmisinya berubah. Misalnya dari 'droplet' ke 'airborne'," kata Riris saat dihubungi di Yogyakarta, Senin.

Pola pengendalian yang utama, menurut dia, tetap dengan 5M yang mencakup pemakaian masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas disertai dengan 3T (tracing, testing, treatment).

Baca juga: Varian corona B117 belum ditemukan di DIY

Baca juga: Pakar: Replikasi dan penularan virus B117 dua kali lebih cepat


Menurut dia, pola 'tracing' atau pelacakan kasus COVID-19 dapat dilakukan seperti biasanya jika penularannya sejak awal terkendali. Namun demikian, apabila telah meluas, perlu dilakukan penapisan secara massal di komunitas.

"Jadi bukan masalah jenis virus atau mutasinya, tetapi lebih pada cara penularannya," kata dia.

Meski demikian, lanjut Riris, apabila intensitas penerapan 5M dan 3T tidak ditingkatkan penularan memungkinkan terjadi lebih cepat mengingat daya tular B117 disebut-sebut 70 persen lebih tinggi

Adapun pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang saat ini diterapkan, bisa saja efektif menghambat penularan sekalipun disertai varian baru corona B117 asalkan signifikan menekan mobilitas masyarakat.

"Cara yang efektif untuk menghentikan penularan ya dengan menghentikan mobilitas, karena transmisi itu kan berbanding lurus dengan mobilitas. Kalau mobilitas bisa dikurangi transmisinya juga akan berkurang," katanya.

Munculnya varian B117, kata Riris, memungkinkan memiliki dampak pada aspek kecepatan penambahan kasus yang kemudian berimplikasi pada penyediaan fasilitas kesehatan.

"Karena jumlah pasien yang dirawat meningkat, sehingga harus ada penambahan jumlah tempat tidur. Tapi untuk strategi pengendalian ya tetap sama," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM dr Gunadi meminta masyarakat tidak terlalu khawatir berlebihan dengan B117 karena varian baru ini belum terbukti mempengaruhi derajat keparahan pada pasien COVID-19.

Baca juga: UGM minta masyarakat tak khawatir berlebihan dengan varian baru, B117

Baca juga: Presiden Jokowi imbau masyarakat tak khawatir varian baru virus Corona


Menurut Gunadi, Kemenkes RI telah melakukan upaya yang tepat dengan melacak kontak erat dua tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Karawang yang terpapar virus COVID-19 varian baru B117, meski keduanya kini telah dinyatakan negatif.

"Yang jelas tetap lakukan protokol 5 M (mengenakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas), selama ini kan itu cukup efektif," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021