Permintaan ikan diperkirakan bakal meningkat pada pekan pertama Ramadhan dan selanjutnya stabil kembali pada pekan kedua hingga jelang Lebaran
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan pasokan ikan nasional mencukupi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 2021.

"Perkiraan kebutuhan ikan selama Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, yaitu April-Mei 2021, sebesar 2.522.500 ton. Prognosa ketersediaan ikan selama bulan April dan Mei itu sebesar 2.696.000 ton, jadi cukup," kata Menteri Trenggono dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis.

Berdasarkan data KKP, kebutuhan pangan ikan pada April 2021 adalah 1,2 juta ton, dengan ketersediaan diperkirakan sekitar 1,32 juta ton.

Sementara, kebutuhan pangan ikan pada Mei 2021 diperkirakan 1,31 juta ton, dengan ketersediaannya diprediksi 2,69 juta ton.

Baca juga: KKP ingin penerapan sistem resi gudang di seluruh Indonesia

Menteri Trenggono juga mengemukakan sama seperti 2020, permintaan ikan diperkirakan bakal meningkat pada pekan pertama Ramadhan dan selanjutnya stabil kembali pada pekan kedua hingga jelang Lebaran.

Permintaan yang menurun tersebut, lanjutnya, diperkirakan akan naik pada sekitar tujuh hari menjelang Lebaran untuk memenuhi kebutuhan dari pihak hotel, restoran, katering, dan oleh-oleh.

Sedangkan untuk harga ikan, sebelum Lebaran diprediksi stabil dan pada minggu pertama Ramadhan mengalami kenaikan 5-15 persen mengingat permintaan yang meningkat. Setelahnya harga ikan akan kembali normal hingga menjelang Lebaran.

"Merujuk saat Puasa dan Lebaran 2020, komoditas yang mengalami kenaikan harga yaitu cakalang, kembung, dan tongkol dengan kenaikan rata-rata 10 persen. Sedangkan, untuk komoditas bandeng dan tuna cukup stabil dan sempat mengalami penurunan, tapi tidak signifikan. Saat Puasa dan Lebaran tahun ini diprediksi tidak akan jauh berbeda dari tahun 2020," ungkapnya.

Trenggono menambahkan pihaknya telah menyusun sejumlah strategi untuk menjaga pasokan ikan tetap aman serta mengantisipasi kenaikan harga, antara lain dengan meningkatkan produksi budi daya, serta konsolidasi dan komunikasi dengan pemasok besar, asosiasi, BUMN perikanan, ritel modern, rumah makan, dan dinas kelautan dan perikanan di daerah.

Selain itu, strategi lainnya adalah memberikan fasilitas cold storage (gudang beku) dan kendaraan pendingin, mengembangkan koridor logistik ikan, dan mengimplementasi sistem resi gudang komoditas ikan.

KKP juga menggelar bazar virtual Ramadhan "UMKM Produk Perikanan" atau pasar ikan murah baik secara daring juga luring bekerja sama dengan instansi terkait, dengan target peserta sebanyak 500 UMKM.

Menteri Trenggono juga mengingatkan saat ini terjadi kecenderungan konsumen pasar domestik dan global beralih kepada produk siap saji sehingga penting untuk menyasar pasar ritel atau penjualan langsung kepada konsumen.

Pemerintah, lanjutnya, juga telah memiliki Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) untuk mempromosi produk lokal, termasuk untuk sektor perikanan.

Baca juga: Menteri Trenggono: KKP kembangkan lima koridor logistik ikan
Baca juga: KKP sebut pelatihan pengolahan hasil perikanan bakal lesatkan konsumsi

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021