JIS didesain mampu menampung hingga 82.000 penonton
Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) menyelenggarakan acara berbagi cerita (sharing knowledge) mengenai "Setengah Jalan Proyek Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS)" secara virtual.

"Tadi sudah disampaikan cerita soal bagaimana mengurus perizinan, pemindahan pipa gas Perusahaan Gas Negara (PGN), soal isu tender, kemudian pengangkatan atap, hingga masalah iklim," kata Direktur Proyek JIS Iwan Takwin di Jakarta, Jumat.

Iwan mengatakan pengetahuan yang dibahas dalam rapat virtual hari ini penting untuk dibagikan kepada seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam proyek JIS.

Karena pengetahuan itu tidak hanya bermanfaat bagi yang terlibat dalam proses pembangunan JIS, namun juga pihak yang ikut serta dalam pemeliharaan stadion kebanggaan warga Jakarta tersebut.

Dalam rapat tersebut, hadir sebagai pembicara Manajer Proyek JIS Arry Wibowo dan Manajer Konstruksi JIS M Rizky Santosa.
 
Pekerja menyelesaikan perakitan rangka atap saat pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (12/3/2021). Rangka atap tersebut nantinya akan dilengkapi juga dengan fitur "sky viewing deck", dimana pengunjung bisa menikmati pemandangan lapangan dari sisi atas stadion dan mengelilingi lingkaran atap stadion. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.


Rizky membahas perihal desain rancangan besar pembangunan JIS yang terdiri dari rangka atap, fasad, tribun, lapangan, dan struktur bawah serta kolom.

Ia memerinci bahwa atap JIS terdiri dari rangka atap baja utama (main truss) yang disambung menggunakan sistem space frame atau struktur sambungan baja yang memiliki rongga-rongga yang disambungkan ke atap utama stadion.

Bentuk atap memanjang dengan ukuran 266 meter dan melintang dengan ukuran 240 meter.

Kemudian terdapat atap buka tutup atau retractable roof di tengah-tengah rangka atap utama berukuran memanjang 97 meter dan melintang 61 meter, yang memakai sistem rak penggerak sejalur atau rack and pinion.

Pada atap juga dilengkapi teritori untuk pengunjung melihat ke bawah stadion (sky viewing deck) yang memutari bangunan stadion pada ketinggian 68,40 meter.

Perakitan atap dikerjakan di tanah (ground) sementara pembangunan konstruksi pier head (dudukan rangka) dilakukan pada ketinggian 60 meter, dengan memasang platform (inner dan outer) dan pengecoran menggunakan menara pengangkut alat berat (tower crane).

Kemudian setelah umur pier head siap pada Februari 2021, dilanjutkan dengan pemasangan instalasi pengangkut (lifting frame) dengan angkur pada pier head.

Kini, struktur rangka atap utama telah tersedia di lokasi dan sedang dalam tahap perakitan.

Rencananya, pemasangan atap stadion itu akan menggunakan metode pengangkatan vertikal menggunakan dongkrak hidrolik (Lifting with Stand Jack yaitu metode pengangkatan baja secara vertikal dengan bantuan kawat (strand jack) dan pompa oli (oil pump).

Maksimum kapasitas per satu dongkrak (jack) adalah 450 ton dengan 30 kawat (strands). Dalam proyek stadium JIS akan menggunakan total 16 titik angkut. Total waktu pekerjaan selama 48 jam atau dua hari nonstop.

Nantinya, atap yang sudah dirakit akan diangkat sekaligus menggunakan instalasi angkut berat (heavy lifting) tersebut sekitar bulan April 2021 dengan perkiraan berat struktur atap mencapai ± 4.000 ton pada saat pengangkatan tadi.

Rizky kemudian juga membahas facade atau dinding muka bangunan stadion yang terbuat dari bahan metal dengan polesan akhir cat enamel.

Ia mengatakan facade setinggi 40 meter dipasang per segmen mengitari bangunan stadion sebanyak 72 unit dengan lebar 12,5 meter per segmen.

Selanjutnya, tribun stadion memiliki kursi 3 tier atau tiga tingkat dengan sudut kemiringan dari tingkat pertama hingga tingkat ketiga sebesar 19 derajat sampai 32 derajat.

Dengan tribun tersebut, JIS dapat menampung hingga 82.000 penonton.

Kemudian desain lapangan sepakbola JIS menggunakan perpaduan rumput sintesis 95 persen dan rumput alami 5 persen dengan jenis rumput Zoysia Matrella yang umum digunakan pada stadion level internasional.

Lapangan sepakbola diorientasikan tepat Utara ke Selatan, dengan maksud agar pemain dari kedua tim tidak silau karena sinar matahari dan penonton kelas VVIP dan VIP tepat di bagian tribun barat agar tidak terkena sinar matahari.

Terakhir struktur bawah dan kolom terdiri dari pondasi tiang pancang (spun pile) berdiameter 60 centimeter berkedalaman 21 meter, penopang pondasi (pile cap), dan kolom slipform berdiameter 6 meter dan tinggi 60 meter.

Rizky mengatakan ada tantangan dalam pembangunan kolom slipform yakni terdapat utilitas pipa PT PGN (Persero) pada area JIS yang harus dipindahkan.

Selain itu ada juga pandemi COVID-19 pada bulan Maret 2020 lalu serta curah hujan yang tinggi mengakibatkan pengerjaan kolom tersebut berlangsung selama enam bulan dari Juni hingga November 2020.

Adapun pengerjaan spun pile dan pile cap lebih dulu selesai pada April dan Juni 2020.


Berbasis Aplikasi BIM
Sementara Manajer Proyek JIS Arry Wibowo memaparkan perihal pokok-pokok peristiwa penting (highlight) yang terjadi selama proses usulan pembangunan JIS dari 1 November 2018 sampai pengerjaan proyek yang masih terus berlangsung hingga hari ini.

ia mengatakan proyek pembangunan JIS menggunakan sistem informasi manajemen pembangunan berbasis aplikasi bernama BIM (Building Information Management). Menurutnya, sistem tersebut pertama kali diterapkan di BUMD.

Sistem itu membantu memonitor pekerjaan kontraktor secara detail. Bahkan, manajemen Kerja Sama Operasional (KSO) JIS bisa mengawasi laju pekerjaan melalui ponsel pintar.

 
Pekerja melakukan pengecoran dalam pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (9/3/2021). Saat ini kemajuan pembangunan stadion yang diproyeksikan berkapasitas 82.000 penonton itu mencapai 49,94 persen (data terakhir PT Jakarta Propertindo per 9 Maret 2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.


Dengan begitu, waktu dan kualitas proyek dapat sesuai dengan yang diharapkan.

"Coba bayangkan kalau tidak ada BIM tadi sampai tiga level (Wika Gedung, PP dan Jaya Konstruksi), kalau nanti JIS ada maintenance, terus bagaimana? Nah ini tidak bisa mengandalkan seseorang tertentu," kata Arry.

Baca juga: Pemkot Jakut fasilitasi Jakpro terapkan program permukiman kembali JIS

Pertemuan tersebut juga berbicara mengenai model knowledge sharing dalam organisasi yang terkenal dari pakar manajemen organisasi Ikujiro Nonaka, dengan teorinya mengenai SECI yakni Sosialisasi, Eksternalisasi, Kombinasi dan Internalisasi.

Sosialisasi menurut Nonaka, dijelaskan Direktur Proyek JIS Iwan Takwin adalah mengenai langkah awal bagaimana orang mensosialisasikan bagaimana melakukan sesuatu di pikiran masing-masing (tacit knowledge) kepada pikiran orang lain.

Baca juga: Mengenal teknologi pencahayaan dinding Jakarta International Stadium

Eksternalisasi adalah bagaimana perwujudan eksplisit dari sistem pikiran orang lain mengenai cara melakukan sesuatu.

Contohnya dengan melakukan dokumentasi kegiatan, semua itu adalah bagaimana manusia menuangkan tacit knowledge yang ada di pikiran masing-masing menjadi sesuatu yang eksplisit.

Kombinasi merupakan transfer pengetahuan eksplisit ke eksplisit. Jadi penggabungan semua tata cara, mulai dari dokumentasi, foto, hasil notulensi pertemuan (minutes of meeting).

Baca juga: Jakpro sebut pembangunan JIS capai 45,2 persen hingga Januari 2021

"Itu semua jadi sumber pembelajaran yang sangat bagus dari eksplisit ke eksplisit," kata Iwan.

Terakhir, Internalisasi yaitu bergulirnya lagi pengetahuan eksplisit menjadi tacit knowledge. Itu semua disalurkan kembali kepada mereka yang belum memahami sehingga meregenerasi wacana pengetahuan di dalam suatu organisasi.

"Makanya penting adanya knowledge sharing itu adalah untuk mensirkulasikan SECI Process tadi. Dari I kembali lagi ke S, berputar terus, semakin besar semakin besar, di situlah pengetahuan terus berkelanjutan dalam organisasi," kata Iwan.

Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021