Total sekitar 6.000 karyawan BPJAMSOSTEK di seluruh Indonesia nantinya akan disuntik vaksin COVID-19 sebagai upaya pencegahan karena sebagai salah satu kantor layanan publik yang memiliki interaksi sangat tinggi dengan masyarakat, utamanya pekerja.
Jakarta (ANTARA) - Setahun sudah sejak pertama kali COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), hingga saat ini kondisi tersebut belum banyak berubah meski sudah dinyatakan melambat pertumbuhannya di beberapa negara.

Sebagai upaya pencegahan COVID-19 oleh pemerintah Republik Indonesia, program vaksinasi merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh berbagai negara untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru penyebab COVID-19 ini.

Untuk mendukung langkah pemerintah, BPJS Ketenagakerjaan atau yang akrab dipanggil BPJAMSOSTEK, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Sabtu (20/3) dan Ahad ini (21/3)  2021 mengadakan vaksinasi kepada sebanyak 1.602 orang karyawan BPJAMSOSTEK di wilayah DKI Jakarta.

Direktur Utama BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo mengatakan 1.602 orang yang divaksinasi tersebut merupakan bentuk dukungan secara simbolis atas upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19.

Direncanakan, total sekitar 6.000 karyawan BPJAMSOSTEK di seluruh Indonesia nantinya akan disuntik vaksin COVID-19 sebagai upaya pencegahan karena sebagai salah satu kantor layanan publik yang memiliki interaksi sangat tinggi dengan masyarakat, utamanya pekerja.

Pegawai BPJAMSOSTEK yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia sebagian besar telah mendapatkan vaksin lebih dulu dengan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dan dinas kesehatan di wilayah masing-masing.

"Program vaksinasi ini sangat penting bagi kami sebagai pelayan publik, karena karyawan BPJAMSOSTEK merupakan aset berharga bagi kami," kata Anggoro.

 
Dirut BPJAMSOSTEK Anggoro Eko Cahyo. (FOTO ANTARA/Erafzon Saptiyulda AS/HO-Humas BPJAMSOSTEK)


Bentuk pencegahan

Interaksi langsung dengan masyarakat terjadi setidaknya mencapai puluhan hingga ratusan orang per harinya, khususnya di kantor cabang BPJAMSOSTEK yang menerima pengajuan klaim JHT (Jaminan Hari Tua). Maka vaksinasi ini sebagai salah satu bentuk pencegahan yang tepat.

Pada kesempatan yang sama Direktur Umum & SDM BPJAMSOSTEK, Abdur Rahman Irsyadi  memperkenalkan tagline “Vaksin ampuh protokol tetap patuh” yang bermakna bahwa vaksinasi menjadi salah satu upaya manajemen untuk melindungi karyawan dengan memutuskan mata rantai penularan covid-19 di lingkungan BPJAMSOSTEK, namun tetap harus dibarengi penerapan protokol kesehatan 5M secara disiplin.

Protokol kesehatan 5M itu yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Untuk mendukung kelancaran kegiatan vaksinasi ini, BPJAMSOSTEK bekerja sama dengan berbagai institusi, seperti Kemenkes, tim juru vaksin dari RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) dan RS Bhakti Asih, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Puskesmas Mampang, Klinik Nayaka, serta tim gawat darurat dari RS Medistra, ditambah RS Pertamina dan RS Fatmawati sebagai rujukan.

Secara spesifik, beberapa unit di Kemenkes juga terlibat, di antaranya adalah Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Pusat Data dan Informasi (Pusdatin), Ditjen Pelayanan Kesehatan (Yankes).

Berbagai persiapan di lokasi kegiatan juga dilakukan untuk memenuhi standar kelaikan pemberian vaksin, di antaranya menyiapkan ruang emergensi, ruang observasi, dan ruang tunggu serta lokasi penyuntikan vaksin.

Sesuai dengan standar pelaksanaan program vaksinasi, pemberian vaksin kepada pegawai BPJAMSOSTEK akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemberian vaksin tahap pertama selama dua hari pada Sabtu dan Minggu, 20-21 Maret 2021. Kemudian untuk pemberian dosis kedua akan dilakukan dua pekan kemudian yaitu pada tanggal 3-4 April 2021.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan yang juga sekaligus selaku koordinator pelaksanaan vaksinasi BPJAMSOSTEK Sugianto, SKM., MSc., PH mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi percepatan cakupan program pemerintah dalam pengendalian COVID-19.

Kekebalan kelompok

Vaksinasi itu dilakukan untuk mengurangi penularan COVID-19 dan menurunkan tingkat kesakitan atau kematian yang pada akhirnya tercapai kekebalan kelompok (herd immunity) yang menjadi tujuan program ini. Setelah itu harapannya masyarakat dapat melakukan aktivitas sosial ekonomi secara produktif.

Dia mengatakan program vaksinasi ini bukan serta merta akan membuat seseorang kebal terhadap Covid-19, maka dari itu semua orang agar tetap mematuhi protokol kesehatan meski telah mendapatkan vaksin.

Anggoro menjadi orang pertama yang diberi vaksin COVDI-19, pada Sabtu (20/3) di Kantor BPJAMSOSTEK di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Dia berharap program ini dapat berjalan sesuai dengan ekspektasi pemerintah agar tujuan mulia untuk mencapai herd immunity ini dapat segera terwujud dan Indonesia bisa segera keluar dari kondisi pandemi COVID-19 ini.

Hal senada disampaikan Kepala Kantor Cabang (Kakacab) BPJAMSOSTEK Jakarta Pluit Husaini yang mengatakan saat ini jumlah karyawan yang terpapar COVID-19 di jajaran DKI Jakarta lumayan tinggi.

“Program vaksinasi tahap satu ini diharapkan mampu membentuk herd immunity bagi seluruh karyawan sehingga mengurangi tingkat penyebarannya sekaligus memutus mata rantai penyebaran covid 19,” katanya.

Dia mengimbau seluruh karyawan agar ikut berpartisipasi dan mensukseskan program kegiatan vaksinasi yang diselenggarakan oleh BPJAMSOSTEK bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ini.

Indonesia menargetkan sekitar 181 juta penduduk yang diimunisasi agar tercipta kekebalan kelompok untuk memutus mata rantai penyebaran SARS-CoV-2, penyebab COVID-19.

Meski sudah divaksinasi, mereka yang sudah disuntik harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas dan interaksi.

Tantangan vaksinasi tidak sekadar penolakan sebagian masyarakat, tetapi juga menjaga ketersediaan bagi 181 juta penduduk dengan minimal dua kali suntikan.

Masalah pelik ketersediaan vaksin, hendaknya tidak ditambah lagi dengan penolakan. Keamanan memang jadi kebutuhan, begitu juga kehalalannya, namun hendaknya jangan ditambah dengan penolakan yang menambah permasalahan yang tidak perlu.

Baca juga: BPJAMSOSTEK serahkan santunan kepada ahli waris relawan COVID-19

Baca juga: Kafilah STQ di Ternate mendapat perlindungan BPJAMSOSTEK

Baca juga: Serikat Pekerja BPJAMSOSTEK bagikan bahan pokok



 

Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021