Ambon (ANTARA) - Kalimat yang menjadi judul artikel ringan ini terucap dari mulut Joko Widodo, orang nomor satu di Republik Indonesia, kala ia menyapa puluhan peserta vaksinasi COVID-19 di bawah tenda, di area pelataran sisi timur RSUP DR Johanis Leimena.

Kamis, 25 Maret 2021, adalah hari kedua kunjungan kerja Jokowi, demikian sapaan akrab Presiden ke-7 ini, di Kota Ambon, Maluku.

Kendati sempat gerimis, cuaca saat Jokowi datang cukup cerah, dan sinar matahari belum begitu menyengat tubuh.

Tampil dengan setelan kemeja putih celana panjang hitam, mengenakan sepatu kets hitam serta masker putih penutup mulut dan hidung, Jokowi tampaknya ingin membangun suasana santai di kalangan para peserta.

"Bapak ibu ada yang takut disuntik, saya sudah dan tidak apa-apa," katanya sambil tertawa.

Presiden juga minta para peserta vaksinasi agar tenang agar tensi tidak naik.

"Kalau tensinya naik di atas 180, tidak bisa disuntik," katanya, para peserta pun tertawa.

Setelah itu, protokol menyilakan Presiden meninjau meja pemeriksaan hingga vaksinasi dan mengatur posisi berdiri untuk diabadikan para juru kamera foto maupun video.

Terhitung hanya 30 menit Jokowi yang didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Maluku Murad Ismail beracara di RSUP Johanis Leimena, mulai dari kendaraan Mercedes hitam berplat Indonesia 1 yang membawanya tiba hingga meninggalkan tempat.

Jokowi tiba pukul 10.00 WIT dan pergi tepat pukul 10.30 WIT.

Baca juga: Presiden tinjau vaksinasi untuk petugas publik-tokoh agama di Ambon

Baca juga: Pengungsi Ambon berebutan bersalaman dengan Presiden Jokowi


Teken prasasti

Selain menyaksikan vaksinasi terhadap 127 peserta, Jokowi juga meresmikan pengoperasian RSUP Johanis Leimena, ditandai dengan membubuhkan tandatangan di prasasti rumah sakit itu.

"Setelah ground breaking yang sudah dilakukan tahun 2017, hari ini RSUP Johanis Leimena sudah dapat digunakan," katanya.

Presiden pun menyampaikan harapan agar rumah sakit terbesar di kawasan timur Indonesia dapat melayani seluruh masyarakat dengan pelayanan prima, khususnya bagi warga di Maluku.

RSUP DR J. Leimena merupakan Satuan Kerja (Unit Pelaksana Teknis / UPT) yang bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Struktur organisasi dan tata laksananya ditetapkan berdasarkan Permenkes 34 Tahun 2019, dan berdasarkan Surat Izin Operasional dari Gubernur Maluku Nomor 01/DPMTSP/RS-B/2019 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Kelas B.

Sejak dibuka bulan Mei 2020, rumah sakit yang terletak di kawasan Desa Rumahtiga, Kecamatan Teluk Ambon ini juga menjadi salah satu yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit Rujukan COVID-19 untuk Maluku dan Maluku Utara.

Baca juga: Presiden janji tindak lanjuti aspirasi kenaikan APBD Maluku

Baca juga: Jokowi janji dana bantuan gempa Ambon diberikan langsung ke korban


Capaian vaksinasi

Sejauh ini, jumlah warga Maluku yang sudah menjalani vaksinasi COVID-19 mencapai 116.000, dan 23.000 di antaranya bertempat tinggal di Kota Ambon.

Menurut Kadis Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy, 23.000 warga yang sudah divaksinasi itu termasuk 6.000 warga lanjut usia.

"Untuk lansia (lanjut usia), target kita 22.553 orang. Sedangkan untuk keseluruhan warga kota Ambon, target kita pada tahap 1 dan 2 sebanyak 76.410 orang," kata Wendy, ditemui di sela kesibukannya mengatur arus vaksinasi peserta.

Di luar lansia, vaksinasi ditargetkan mencapai 50.028 pelayan publik dan 3.829 tenaga kesehatan.

"Vaksinasi warga kota Ambon saat ini sudah mencapai 23.112 orang. Setelah tahap 1 dan 2 selesai, kita akan mulai untuk tahap 3 dan 4," katanya.

Adapun vaksinasi COVID-19 dalam rangka kunjungan kerja Presiden Jokowi ini diikuti 127 dari 200 calon peserta yang diskrining, 73 di antaranya tidak lolos karena hasil tes cepat (rapid test) antigennya positif dan masalah riwayat kesehatan.

Skrining dilakukan sebanyak dua kali, yakni pada Rabu dan Kamis jelang pelaksanaan.

Para peserta berasal dari berbagai profesi termasuk petugas publik, atlet, wartawan, dan tentara. Mereka berada pada kategori usia produktif hingga lansia.

Sesuai prosedur, para peserta harus melewati pos wawancara riwayat kesehatan dan tensi darah. Bila dinyatakan sehat maka dipersilakan menjalani vaksinasi, dan setelah itu masuk di tahap akhir yakni observasi dampak selama 30 menit.

Baca juga: Presiden janji bantuan korban gempa Ambon cair 6 bulan pascabencana

Baca juga: Presiden Jokowi mendarat di Kota Ambon


Kekebalan massal

Sejak dinyatakan sah berjangkit di Indonesia pada Maret 2020, pemerintah pusat berupaya menanggulangi penularan dan penyebaran virus corona baru yang disebut COVID-19.

Selain pemberlakuan pembatasan sosial untuk mengatasi kerumunan massa yang terbukti merupakan media penyebaran, Pemerintah pun membuat kebijakan untuk pengadaan vaksin pencegah penyakit tersebut, yang sejauh ini sudah menewaskan sedikitnya 39.865 jiwa dari sekitar 1,47 juta penduduk positif di seluruh tanah air (Data Kemenkes RI per 25 Maret 2021).

Presiden Jokowi menyatakan pemerintah menargetkan vaksinasi terhadap seluruh warga negara untuk menciptakan kekebalan massal (herd immunity) agar mata rantai penyebaran COVID-19 ini terhenti.

Karena itu, seluruh warga negara diimbau untuk mengikutinya, demi kesejahteraan bersama segenap anak bangsa.

Dengan terciptanya herd immunity, maka roda pemerintahan dan pembangunan dapat pulih dan kembali berjalan normal kendati di era kenormalan baru dimana masyarakat harus tetap disiplin melakukan pencegahan dengan program 3M yakni mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan menggunakan masker.

Yuk kita ikut vaksinasi. Ingat ucapan Presiden, "Bapak ibu ada yang takut disuntik? Saya juga sudah disuntik dan tidak apa-apa."*

Baca juga: Usul tokoh masyarakat pada Presiden, audit bantuan gempa Maluku

Baca juga: Pemprov Maluku siapkan kunjungan Presiden Jokowi

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021