Siklon Tropis Seroja masih berlangsung di selatan NTT
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tropical Cyclone Warning Centre (TCWC) Jakarta memantau adanya pertumbuhan bibit siklon tropis di wilayah dekat Indonesia, tepatnya di Samudra Hindia, selatan Jawa.

"Saat ini yang ada di wilayah dekat Indonesia satu bibit siklon tropis dan Siklon Tropis Seroja masih berlangsung di selatan NTT," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin yang dihubungi di Jakarta, Selasa.

Terkait adanya bibit siklon tersebut, perlu diwaspadai potensi cuaca ekstrem yang kemungkinan bisa terjadi seperti angin kencang, hujan dengan intensitas lebat, dan gelombang tinggi.

Sebelumnya, bibit siklon terpantau sejak Jumat (2/4) di wilayah NTT dan berkembang menjadi Siklon Tropis Seroja pada Senin (5/4), pukul 01.00 WIB.

Baca juga: BMKG prakirakan bibit siklon tropis 99S di Laut Sawu semakin kuat

Miming mengatakan saat ini Siklon Seroja berada di Samudra Hindia, sebelah barat daya Pulau Rote, tepatnya pada 12.9 Lintang Selatan, 117.6 Bujur Timur atau sekitar 465 km sebelah barat daya Waingapu.

Siklon Seroja bergerak ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia dengan kekuatan 50 knot (95 km/jam) dan tekanan 984 hPa.

Diperkirakan intensitas Siklon Tropis Seroja persisten dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah barat daya.

Siklon Tropis Seroja menyebabkan cuaca ekstrem yang berdampak berbagai bencana alam, berupa banjir bandang, angin kencang, tanah longsor, dan gelombang tinggi di delapan kabupaten dan kota di NTT serta di Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Wilayah yang terdampak di NTT, yaitu Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor.

Berdasarkan data BNPB, total warga meninggal dunia berjumlah 128 orang selama cuaca ekstrem di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12 orang.

Baca juga: BMKG: Posisi siklon tropis Seroja berada di Pulau Timor
Baca juga: Presiden ingin peringatan BMKG semakin mudah diakses masyarakat
Baca juga: BMKG: Gelombang ekstrem masih berpotensi terjadi dampak Siklon Seroja

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021