Jakarta (ANTARA) - Dirjen PAUD Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Jumeri mengatakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas harus fokus pada perbaikan psikologis siswa.

“PTM terbatas harus menitikberatkan pada perbaikan kondisi psikologi dan sosial peserta didik, karena peserta didik selama belajar di rumah akibat pandemi COVID-19 mengalami kejenuhan,” ujar Jumeri dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan hal pertama yang dilakukan guru adalah memperbaiki kondisi psikologis sosial siswa, agar semangat siswa belajar tumbuh kembali dan advokasi untuk hidup sehat serta mencegah penularan COVID-19.

Baca juga: Guru harus miliki kompetensi pembelajaran campuran

Guru diminta untuk tidak melakukan pembelajaran secara membabi buta, karena beranggapan memiliki banyak hutang materi selama pembelajaran di rumah.

“Guru boleh menyusun kurikulumnya sendiri dengan menekankan pada pemberian materi yang esensial,” kata Jumeri lagi.

Kurikulum tersebut dapat menjadi salah satu bagian dari prosedur operasional standar dalam PTM terbatas. Sekolah juga memiliki opsi untuk menggunakan kurikulum lain yakni Kurikulum Nasional 2013 dan Kurikulum Darurat.

“Kami memberikan kemerdekaan pada sekolah, karena sekolah yang mengerti perkembangan belajar siswa,” tambah dia.

PTM terbatas merupakan jalan tengah dari persoalan pendidikan akibat pandemi COVID-19. Selain terancam hilangnya kesempatan belajar, juga terjadi kesenjangan antar siswa yang memiliki fasilitas dan yang tidak memiliki fasilitas PJJ.***3***

Baca juga: Kadisdik DKI : Tantangan PTM terbatas tidak mudah
Baca juga: Pelanggaran prokes terjadi saat pembelajaran tatap muka terbatas
Baca juga: Praktisi: Pembelajaran daring sebaiknya tetap diberikan meski PTM
Baca juga: Riza: DKI Jakarta masih harus yakinkan orang tua siswa agar setuju PTM


Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021