Kuala Lumpur (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan pertemuan Duta Besar Malaysia untuk Myanmar di Kementerian Listrik dan Energi (MOEE) di Nay Pyi Taw pada 7 April 2021 tidak terkait dengan dukungan ke Junta Myanmar.

"Pertemuan tersebut diadakan untuk menyampaikan kepada MOEE keputusan PETRONAS Carigali Myanmar (Hong Kong) Limited (PCML), anak perusahaan PETRONAS, untuk menghentikan sementara operasi hulu proyek gas Yetagun," ujar pernyataan tersebut, Kamis.

Pertemuan tersebut tidak menafsirkan pengakuan atau sebaliknya dari Dewan Administrasi Negara (SAC).

"Posisi Malaysia di Myanmar jelas dan konsisten. Kami terus-menerus menyerukan diakhirinya segera kekerasan, pembebasan tanpa syarat dan segera tahanan politik, dan dimulainya kembali dialog inklusif yang melibatkan semua pihak terkait untuk transisi politik dan penyelesaian damai krisis yang sedang berlangsung untuk kepentingan Myanmar dan rakyatnya," katanya.

Pihaknya akan melanjutkan keterlibatan konstruktif dengan semua pihak terkait untuk mencapai tujuan ini.

Sebelumnya pihak oposisi Malaysia mengkritik pertemuan pertemuan Duta Besar Malaysia di Myanmar, Datuk Zahairi Baharim dengan Menteri Elektrik dan Tenaga Myanmar, Aung Than Oo pada 7 April 2021 di Naypyidaw.

Kritikan tersebut disampaikan Majelis Sekretaris Partai yakni Shamsul Iskandar Mohd Akin (Partai Keadilan Rakyat), Khalid Samad (Partai Amanah Negara) dan Liew Chin Tong (Partai Aksi Demokrasi/DAP), Kamis.

"Pertemuan ini menimbulkan beberapa persoalan berkait pendirian Malaysia terhadap junta Myanmar," katanya.
Baca juga: Oposisi kritik pertemuan Dubes Malaysia dengan junta Myanmar
Baca juga: Malaysia serukan pembebasan pemimpin politik Myanmar

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021