Sektor manufaktur ini menjadi kontributor terbesar pada nilai ekspor nasional yakni sebesar 79,66 persen
Jakarta (ANTARA) - Industri pengolahan masih konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional, yang artinya, meskipun di tengah terpaan dampak pandemi COVID-19, sektor manufaktur di tanah air tetap agresif menembus pasar internasional.

“Untuk industri pengolahan, pada Januari-Maret 2021, nilai ekspornya menyentuh 38,96 miliar dolar AS atau tumbuh 18,06 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu. Sektor manufaktur ini menjadi kontributor terbesar pada nilai ekspor nasional yakni sebesar 79,66 persen,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita lewat keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Januari-Maret 2021, total nilai ekspor nasional sebesar 48,90 miliar dolar AS atau naik 17,11 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 41,76 miliar dolar AS.

Sementara itu, ekspor nonmigas menyumbang hingga 94,58 persen atau 46,25 miliar dolar AS dari total ekspor nasional sepanjang triwulan I tahun 2021. Pada Januari-Maret 2021, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar 5,52 miliar dolar AS.

Baca juga: BPS: Neraca perdagangan RI surplus 1,57 miliar dolar pada Maret 2021 “Kami sangat memberikan apresiasi kepada para pelaku industri atas capaian gemilang ini, karena akan memacu pemulihan ekonomi nasional,” imbuh Menperin.

Di samping itu, peningkatan nilai ekspor di sektor industri sejalan dengan sasaran implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

Data BPS juga menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memegang peranan terbesar terhadap capaian nilai ekspor nasional pada Maret 2021, dengan sumbangsih 80,84 persen.

Di bulan ketiga tahun ini, nilai ekspor industri pengolahan mencapai 14,84 miliar dolar AS atau tumbuh 22,27 persen dari Februari 2021 dan naik 33,45 persen dari Maret 2020.

“Saya bersyukur melihat angka-angka positif tersebut. Sebab ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang pemerintah ambil untuk mem-push recovery ini menuai hasil yang baik. Tentunya saya tidak ingin lengah, karena pemulihan butuh waktu,” jelas Menperin.

Baca juga: PMI manufaktur naik, Presiden Jokowi: Jaga tren positif ekonomi RI

Baca juga: Indeks Manufaktur RI capai rekor tertinggi dalam satu dekade


Menperin mendorong masyarakat untuk meningkatkan penggunaan produk industri dalam negeri sehingga membantu perekonomian nasional. “Maka, di bulan puasa dan menjelang Lebaran, mari kita belanja dan konsumsi produk industri dalam negeri. Ini tentunya akan mempercepat pemulihan ekonomi kita, termasuk menghidupkan sektor IKM,” ujar Menperin Agus Gumiwang.

Sementara itu, Juru Bicara Menteri Perindustrian, Febri Hendri memproyeksi bahwa tingginya tingkat kepercayaan pelaku industri dan masyarakat, termasuk mulai pulihnya ekonomi di berbagai belahan dunia, juga mendorong tingginya nilai ekspor Indonesia.

“Lebih lanjut ingin saya tekankan bahwa Kementerian Perindustrian akan berusaha mempertahankan tren positif ini, dengan insentif fiskal yang sudah ada melalui Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) akan terus kami genjot. Tidak menutup kemungkinan pemerintah akan meluncurkan insentif baru khususnya menyambut Lebaran ini,” ungkapnya.

Baca juga: BPS: impor Maret 2021 tumbuh menggembirakan, capai 16,79 miliar dolar

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021