(Jamur enoki) boleh dikonsumsi tapi bukan yang dari Korsel. Yang dari China boleh dikonsumsi
Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 yang telah berlangsung selama 13 bulan di Tanah Air berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat Indonesia.

Peringatan Hari Kartini 2021 pun diadakan secara berbeda dibandingkan dengan peringatan Hari Kartini di tahun-tahun sebelumnya karena peringatan tersebut pada tahun ini berlangsung di masa-masa yang penuh tantangan bagi semua orang, tak terkecuali bagi para perempuan yang berprofesi sebagai karyawan dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Salah satunya, Founder UMKM Osy Snack, Sella Panduarsa Gareta, yang telah setahun menekuni usaha jamur enoki crispy.

Bersama suaminya, Sella membangun usaha jamur enoki crispy sejak awal tahun 2020. Saat memulai bisnisnya, produk buatannya mendapat tanggapan yang bagus dari para konsumen.

"Saat awal pandemi, penjualan naik dua hingga tiga kali lipat," kata dia.

Dalam perjalanan usahanya, ia pernah mendapatkan tantangan ketika produknya diterpa isu bakteri Listeria yang terdapat pada jamur enoki. Sella yang juga seorang pewarta di LKBN ANTARA meluruskan isu ini dengan mengonfirmasi kebenaran isu tersebut melalui Kementerian Pertanian.

"(Jamur enoki) boleh dikonsumsi tapi bukan yang dari Korsel. Yang dari China boleh dikonsumsi," kata Sella menirukan narasumber Kementan.

Kepada para konsumennya, Sella menjelaskan bahwa jamur enoki yang dilarang beredar di Indonesia adalah jamur enoki dari Korea Selatan karena terkontaminasi bakteri Listeria. Sementara UMKM Osy Snack menggunakan jamur enoki dari China yang tidak terkontaminasi Listeria dan tetap diperbolehkan beredar di Tanah Air.

Meski sempat tidak berjualan selama sebulan menyusul adanya isu ini, tidak menjadikan semangat ibu beranak dua ini surut. Dia pun kembali berjualan jamur enoki crispy dan mendapat kepercayaan lagi dari para konsumennya.

Sejumlah pejabat tinggi negeri ini, sebut saja Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih merupakan deretan pejabat tinggi yang pernah mencoba dan membeli produk jamur enoki crispy Osy Snack.

Baca juga: LIPI: Pelibatan perempuan dalam penelitian gender penting dilakukan

Bahkan, pada Hari Raya Idul Fitri 2020, salah satu menteri memborong 50 bingkisan Lebaran ke Osy Snack sehingga menjadi berkah Ramadhan tersendiri bagi Sella dan keluarganya.

Sambil menjalankan usahanya, Sella terus belajar tentang hal-hal yang perlu dilakukan agar usahanya menjadi lebih maju, termasuk cara mengurus perizinan, membuat kemasan yang apik dan mencantumkan komposisi bahan produk.

Osy Snack pun menjadi salah satu UMKM yang mendapat Bantuan Presiden Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta pada Agustus 2020. BPUM adalah program insentif pemerintah bagi para pelaku usaha mikro di tengah pandemi COVID-19. Dana tersebut digunakan untuk menambah modal usaha Osy Snack.

Terdampak pandemi

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Sella mulai merasakan pandemi yang berlangsung lama berdampak terhadap usahanya. Dia merasakan penurunan pesanan produk jamur enoki crispy.

"Setelah setahun pandemi, yakni di tahun 2021 ini dampaknya semakin terasa, penjualan makin turun, teman-teman UMKM lainnya juga merasakan penurunan penjualan. Mungkin karena orang-orang tabungannya sudah mulai habis sehingga lebih mengutamakan (pemenuhan, red.) kebutuhan pokok, jarang jajan," imbuhnya.

Sella tidak kehabisan ide. Untuk menutupi penurunan omzet jamur enoki crispy-nya, dia membuat inovasi dengan memproduksi roti bakar beragam rasa yang diberi nama Osy Toast. Penjualan roti bakar ini cukup mendongkrak pendapatan usahanya.

"Dengan Osy Toast lebih cepat perputarannya (modal, red.), jadi dapur bisa lumayan ngebul," kata perempuan berhijab ini.

Tidak hanya berusaha untuk memajukan usahanya sendiri, Sella juga berusaha mendorong sejumlah pelaku UMKM lainnya untuk tetap bertahan dan mampu melewati masa pandemi COVID-19. Salah satunya dengan mengajak teman-teman wartawannya untuk berdonasi dalam kegiatan Jumat Berkah yang digelar sejak Maret 2021.

Jumlah donasi yang berhasil dikumpulkan tiap pekan lalu dipakai untuk membeli sejumlah produk UMKM untuk selanjutnya produk-produk tersebut dibagikan kepada anak-anak yatim di panti asuhan dan kaum dhuafa.

Baca juga: Semangat Kartini dari Desa Linggasari

Produk-produk UMKM dari usaha rekan-rekannya tersebut dibeli secara bergantian dan dilakukan secara rutin setiap hari Jumat.

Tentu saja upaya donasi Jumat Berkah ini pun mendapat sambutan positif dari para pelaku UMKM di Jakarta dan Tangerang, donatur serta anak-anak yatim dan kaum duafa.

Seorang "Kartini"

Sebagai seorang "Kartini", Sella memiliki peran ganda, terutama di masa pandemi ini. Dia dituntut untuk bekerja melakukan peliputan dari rumah secara daring (WFH), melakukan perannya sebagai ibu dan seorang istri, menjalankan roda usahanya serta mengurus organisasi yang beranggotakan para pelaku UMKM yang diikutinya, yakni UMKM Kunciran Indah dan UMKM Pinang Beres.

Sella Panduarsa Gareta merupakan salah satu contoh sosok "Kartini" masa kini yang tetap berjuang di tengah berbagai tantangan yang dihadapi usahanya dan tetap menjadi sosok ibu yang baik di dalam keluarga.

Peran perempuan di tengah pandemi memang lebih menantang. Survei Badan Pusat Statistik menyebut bahwa perempuan berperan dalam melaksanakan penerapan protokol kesehatan, menjadi penggerak ekonomi keluarga dengan membuka usaha dan membantu proses belajar anak selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Pandemi COVID-19 yang berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi telah membangkitkan para "Kartini" masa kini untuk turut serta berperan dalam proses pemulihan bangsa dari dampak pandemi.

Walau merupakan kelompok rentan, para perempuan tidak patah semangat mendorong pemulihan bangsa, sebagaimana yang ditegaskan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga.

"Dalam perjuangan melawan COVID-19 hari ini, laki-laki tidak bisa berjalan sendiri mengingat perempuan merupakan tulang punggung dari proses pemulihan di dalam komunitas, baik secara sosial maupun ekonomi," tutur Menteri Bintang.

Baca juga: Wagub Lampung: Hari Kartini momen refleksi makna kesetaraan
Baca juga: Hari Kartini dan kesetaraan gender, peran ayah dalam pengasuhan anak
Baca juga: Belajar menjadi Kartini era terkini dari tiga perempuan ulung

Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021