Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyambut positif hadirnya platform digital pendamping diabetes dan edukasi serta informasi seputar penyakit diabetes, untuk membantu para penyandang diabetes, care giver dan dokter untuk menangani diabetes secara komprehensif dan multidisiplin, yakni KlikDiabetes.

"Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyambut baik kehadiran platform digital pendamping diabetes dan edukasi serta informasi seputar penyakit diabetes ini. KlikDiabetes dapat menjadi bagian dalam menyelesaikan masalah diabetes yang cukup tinggi di Indonesia," ujar Ketua Umum PB IDI, dr Daeng M Faqih dalam siaran persnya, Jumat.

Dia mengatakan, permasalahan diabetes perlu ditangani dari berbagai sudut pandang seperti kepatuhan pengobatan, parameter gula darah, diet dan nutrisi yang teratur, pola hidup sehat serta mendapatkan informasi yang terpercaya terkait penyakit diabetes.

Oleh karena itu, aplikasi yang sudah bisa diunduh di Google Play Store dan Apps Store ini menyediakan fitur-fitur yang disesuaikan dengan aspek-aspek penting itu antara lain kepatuhan pengobatan dengan fitur pengingat obat, parameter gula darah dengan catatan kesehatan, diet dan nutrisi yang teratur, serta pola hidup sehat.

"Di era digital ini, Klik Diabetes diharapkan menjadi solusi praktis pendampingan pasien diabetes agar kualitas hidup menjadi baik, dengan berfokus pada layanan personal assistant untuk catatan kesehatan, diet & nutrisi serta pengingat obat," ujar E-Health Director PT Kalbe Farma Tbk, dr. Michael Buyung Nugroho.

Lebih lanjut terkait penanganan diabetes, Ketua Umum PB Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. Ketut Suastika menyoroti pentingnya pencegahan komplikasi agar kualitas hidup pasien menjadi lebih baik.

Menurut dia, pasien perlu mendapatkan perawatan secara ideal berupa modifikasi gaya hidup melalui nutrisi yang seimbang, terapi berorientasi pada kepatuhan pengobatan, latihan fisik rutin serta pemantauan gula darah mandiri secara rutin.

"Tetap ingat jaga protokol kesehatan, jaga gula darah tetap baik, pola hidup sehat, konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter dan segera vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan kualitas hidup bagi pasien-pasien diabetes," kata Suastika.

Dia mencatat, selama pandemi COVID-19, sekitar 25- 34 persen dari seluruh pasien yang dirawat di ICU dan non-ICU merupakan pasien diabetes. Selain itu, COVID-19 memperburuk pengendalian gula darah penyandang. Jadi, mengendalikan gula darah yang baik dapat mencegah komplikasi dan mengurangi keparahan akibat COVID-19.


Baca juga: DEEP, aplikasi mobile komunikasikan penyakit diabetes

Baca juga: PB IDI: Harus ada SOP aman beraktivitas di kantor cegah kenaikan kasus

Baca juga: Puasa untuk pengidap kanker bisa kurangi peradangan

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021