Jakarta (ANTARA) - Pemerhati pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji mengatakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang baik harus sesuai dengan kebutuhan.

“Pada era sekarang ini, anak sudah bisa belajar dimana saja dan kapan saja,” ujar Indra di Jakarta, Sabtu.

Dia menambahkan jika pun pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas dilakukan di kelas, guru seharusnya sudah tidak lagi sekadar menerangkan secara satu arah. Kelas seharusnya digunakan sebagai tempat diskusi, kolaborasi, presentasi, hingga tempat berdebat.

Baca juga: Sejumlah kampus berkolaborasi dalam inovasi PJJ melalui ICE Institute

“Ini yang kita lihat seperti di kantor Google ataupun Go-jek, yang mana tidak ada lagi meja karya. Mereka sudah kerja dimana saja dan kapan saja. Mereka cuma ada ruang rapat dan bebas duduk dimana saja,” tambah dia.

Prinsip belajar sesuai dengan kebutuhan tersebut yang mendorong setiap orang untuk bisa belajar kapan saja dan dimana saja. Dengan prinsip tersebut, anak tidak harus datang ke sekolah. Tidak ke sekolah, bukan berarti tidak belajar karena semua bisa terdeteksi di sistem manajemen pembelajaran atau LMS.

“Kita gunakan LMS untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan siswa dan berapa lama dia gunakan LMS,” ujarnya.

Indra menjelaskan era manufaktur sudah bergeser ke era digital, yang mana karyawan tidak perlu hadir untuk absen setiap jam delapan pagi. Oleh karena itu, siswa harus disiapkan untuk belajar dan bekerja pada era digital.

“Jadi, nanti tidak harus ada yang namanya jadwal pelajaran, jadi cara membangun manusianya memang harus diubah pola pikirnya terutama para guru. Guru harus ditingkatkan kemampuannya, terutama kemampuan pengajaran pada era siber,” tuturnya.

Baca juga: Pemerhati menilai PJJ solusi tepat pembelajaran pada masa pandemi

Baca juga: Pemerhati sebut pembelajaran jarak jauh kurang maksimal


Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021