Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir direncanakan akan hadir dalam pemutaran perdana kembali film "Tjoet Nya' Dhien" pada Kamis, 20 Mei di Plaza Senayan, Jakarta

"Kehadiran Meneg BUMN diharapkan dapat ikut mendorong masyarakat untuk menyaksikan film tentang kepahlawanan nasional ini," kata pemeran utama "Tjoet Nya' Dhien", Christine Hakim dalam rilis resminya dikutip pada Rabu.

Christine mengatakan jika tidak ada berhalangan, sejumlah pejabat negara lainnya juga akan ikut menyaksikan film "Tjoet Nya' Dhien".

Baca juga: Monolog Ine kobarkan perjuangan Cut Nyak Dien

Menurut Christine, gerakan kembali ke bioskop untuk menonton film nasional perlu mendapat dukungan penuh. Pemutaran kembali "Tjoet Nya' Dhien" pun memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk menikmati kembali film kolosal yang menyabet delapan Piala Citra pada 33 tahun silam.

Film yang disutradarai oleh Erros Djarot ini, sudah direstorasi di Belanda, dan disesuaikan dengan teknologi mutakhir sehingga gambarnya lebih tajam dan terang. Untuk kepentingan teknis, panjang film juga telah dipotong menjadi di bawah 2 jam.

Untuk tahap awal "Tjoet Nya' Dhien" hanya diputar di lima bioskop Jakarta, yakni di Pondok Indah Mall (PIM) 1, Plaza Senayan (PS), Trans Studio Mall (TSM) Cibubur, Blok M Square dan Bekasi.

Pemutaran perdana sengaja dipilih pada Hari Kebangkitan Nasional, karena film ini mengandung unsur kepahlawanan dan nasionalisme yang tinggi. Selanjutnya, jika sambutan penonton antusias, film juga akan tayang di berbagai bioskop lainnya.

Film "Tjoet Nya' Dhien" pernah ditayangkan di Festival Film Cannes , Perancis, tahun 1989. Waktu itu "Tjoet Nya' Dhien" masuk dalam program La Semaine de la Critique untuk film panjang.

"Jangan lupa di film ini kita juga dapat belajar tentang kesetiaan dan pengkhianatan dari orang-orang di sekitar kita," kata Christine.

Baca juga: Film "Tjoet Nya' Dhien" tahun 1988 tayang lagi di bioskop

Baca juga: Sha Ine mengidolakan sosok Cut Nyak Dien

Baca juga: Ine monologkan "Cut Nyak Dien" di Surabaya

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021