Lisbon (ANTARA) - Sanksi ekonomi Uni Eropa yang diusulkan terhadap Belarus harus menargetkan sektor-sektor yang paling menguntungkan kepemimpinan negara itu, termasuk sektor minyak, kata Lithuania pada Kamis.

Pernyataan tersebut disampaikan Lithuania meskipun pembahasan mengenai sanksi terbaru yang akan dikenakan Uni Eropa kepada Belarus baru saja dimulai.

"Kami dapat membahas tentang sektor produk minyak," kata Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis kepada wartawan saat tiba untuk pertemuan dengan rekan-rekan Uni Eropa-nya di Lisbon.

Sebelumnya, para pemimpin Uni Eropa (EU) pada Senin (24/5) sepakat untuk memberlakukan lebih banyak sanksi terhadap Belarus, termasuk sanksi ekonomi, atas pendaratan paksa pesawat Irlandia dari maskapai penerbangan Ryanair untuk menangkap seorang jurnalis oposisi.

Saat bertemu di Brussels, 27 pemimpin negara blok Eropa itu menuntut pembebasan segera jurnalis oposisi Roman Protasevich, serta penyelidikan oleh Organisasi Internasional untuk Penerbangan Sipil atas insiden yang terjadi pada Minggu (23/5). Dalam kejadian itu, Belarus memaksa penerbangan Ryanair untuk mendarat di Minsk.

"Sanksi ekonomi lebih lanjut (terhadap Belarus) akan segera diberikan," ujar kepala eksekutif EU, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

EU saat ini memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset pada 88 warga Belarus, termasuk Alexander Lukashenko dan tujuh perusahaan, atas tindakan keras Minsk terhadap aksi protes setelah pemilihan presiden tahun lalu.

Sanksi individu lebih lanjut dari EU dapat menargetkan para tokoh di kalangan oligarki yang mendukung Lukashenko secara finansial, kata para diplomat EU.

Presiden Lithuania Gitanas Nauseda mengatakan pembatasan baru terhadap Belarus harus segera diberlakukan.

Sumber: Reuters


Baca juga: Belarusia penjarakan jurnalis yang meliput aksi protes lawan presiden

Baca juga: EU ancam batasi lalu lintas udara Belarus pasca-insiden "pembajakan"


 

Belarus bajak pesawat Irlandia demi tangkap jurnalis oposisi

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021