Jalan tol di Indonesia ini masih banyak yang tidak memperhatikan mutu. Terutama tingkat gelombang jalan itu sendiri
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae mengutarakan harapannya agar pembangunan ruas tol di berbagai daerah betul-betul memperhatikan mutu karena masih ada laporan mengenai fasilitas jalan tol yang tidak nyaman atau tidak berfungsi dengan baik.

"Jalan tol di Indonesia ini masih banyak yang tidak memperhatikan mutu. Terutama tingkat gelombang jalan itu sendiri. Maka itu juga menjadi perhatian-perhatian Anggota Komisi V DPR RI," kata Ridwan Bae dalam rilis di Jakarta, Jumat.

Menurut Ridwan, masyarakat hari ini belum benar-benar bisa menikmati jalan tol dengan nyaman dikarenakan banyak fasilitas umum (fasum) dari jalan tol yang tidak berfungsi dengan baik.

Ia mencontohkan banyaknya jalan bergelombang dan berlubang, serta minimnya fasilitas keamanan semisal CCTV dan pembatas jalan seringkali menimbulkan kecelakaan.

Politisi Partai Golkar ini melanjutkan, pembangunan jalan yang saat ini sedang berlangsung harus didesain dengan sangat apik seperti jalan tol JORR yang ia sebut sebagai keberhasilan produk jalan tol.


Baca juga: Menteri PUPR meminta BUJT tingkatkan kualitas layanan jalan tol


Sedangkan saat ini, masih menurut dia, berbeda karena fisik tol tidak sesuai dengan tarif tol yang dibebankan kepada masyarakat sehingga diharapkan ke depannya pemerintah dapat segera memperbaiki fasum untuk kelancaran mobilisasi masyarakat.

"Di satu sisi ada sebuah keinginan pemerintah dalam hal ini membangun tol untuk kelancaran mobilisasi masyarakat, tapi justru kadangkala tol itu tidak memberi solusi yang baik malah justru memberi kemacetan. Itu mudah-mudahan tidak terjadi lagi seperti itu," katanya.

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk berencana untuk membangun dua Pusat Kendali lalu lintas jalan tol berbasis Intelligent Transportation System (ITS) atau Jasa Marga Tollroad Command Center (JMTC) tahap pertama yang bersifat regional di wilayah Barat dan Tengah pada tahun ini.

"Tahun ini memang rencananya adalah pembangunan pusat kendali tol tahap pertama untuk wilayah Barat dan wilayah Tengah," ujar JMTC Project Director Raddy R. Lukman di Jatiasih, Bekasi, Senin (10/5).


Baca juga: Penanaman pohon dapat meningkatkan kualitas infrastruktur tol


Menurut dia, nantinya wilayah pusat kendali tol akan dibagi menjadi per wilayah atau regional, antara lain wilayah Barat dengan pusat kendali lalu lintas jalan tolnya di Cililitan, kemudian wilayah Tengah dengan pusat kendalinya di Semarang, lalu ketiga yakni di wilayah Timur dengan pusat kendalinya akan berada di Surabaya, dan nanti akan terdapat pusat kendali lalu lintas jalan tolnya untuk Jasamarga Nusantara Tollroad (JNT).

Sejumlah pusat kendali lalu lintas jalan tol tersebut dibangun tidak langsung sekaligus, namun pembangunannya dilakukan secara bertahap.

Raddy mengatakan bahwa secara garis besar target untuk tahun ini adalah pembangunan pusat kendali lalu lintas jalan tol regional untuk dua wilayah terlebih dahulu yakni Barat dan Tengah.

"Tujuan pembangunan Pusat Kendali lalu lintas jalan tol regional tahap pertama di wilayah Barat dan Tengah terlebih dahulu karena kalau melihat dari semua permasalahan dan trafik semua berada di wilayah Barat dan Tengah ini. Jadi untuk saat ini prioritas pembangunan Pusat Kendali lalu lintas jalan tolnya di wilayah Barat dan Tengah," kata Raddy.


Baca juga: Kementerian PUPR berikan penilaian kualitas tempat istirahat tol

Baca juga: Jasa Marga lanjutkan pemeliharaan Jalan Tol Jakarta-Cikampek

Baca juga: Jasa Marga: Teknologi stiker RFID bagi transaksi tol masih uji coba

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021