Penyakit tidak menular menjadi penyakit beban biaya pengobatan tertinggi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengharapkan Young Health Programme (YHP) Indonesia dapat mendorong generasi muda menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di lingkungannya.

"Sebagai kaum muda milenial berbagai kebiasaan hidup harus dapat dilakukan dengan cara yang inovatif dan atraktif, melalui program YHP ini saya harap para peserta yang terlibat dapat membudayakan Germas dalam setiap aktivitasnya," ujar Perwakilan Kementerian Kesehatan Herawati dalam peluncuran "Young Health Programme (YHP) Indonesia 2021-2025" di Jakarta, Senin.

YHP merupakan program kerja sama antara AstraZeneca, Plan Indonesia, Yayasan Lentera Anak, dan Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI).

Apalagi, lanjut Herawati, saat ini Indonesia menghadapi tantangan yang mengharuskan masyarakat beradaptasi dengan situasi pandemi COVID-19.

"Belum ditemukannya pengobatan definitif COVID-19 diprediksi akan memperpanjang masa pandemi. Pandemi ini juga secara tidak langsung telah menyebabkan terjadinya peningkatan permasalahan kesehatan lain seperti penyakit tidak menular," katanya.

Ia menyampaikan, organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan penyakit tidak menular menyumbang tujuh dari 10 penyebab kematian teratas sebelum pandemi COVID-19.

Baca juga: Pesantren dan awal gerakan masyarakat hidup sehat

Baca juga: Peringati Hari Kesehatan Nasional, Kemenkes tekankan pentingnya Germas


"Tingginya angka itu jelas membuat kita harus lebih fokus dan intensif untuk mencegah dan mengobatinya," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Herawati juga menyampaikan, sejak 2015 data menunjukkan bahwa empat penyakit teratas menjadi penyebab kecacatan, kesakitan, dan kematian seperti stroke, jantung, dan kanker.

"Penyakit tidak menular juga telah menjadi penyakit dengan beban biaya pengobatan tertinggi di Indonesia," katanya.

Ia menjelaskan, terdapat banyak hal yang dapat memicu seseorang mengidap penyakit tidak menular, yakni merokok, kurang aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, obesitas, darah tinggi.

Untuk itu, ia menambahkan, masyarakat Indonesia perlu untuk terus menggaungkan serta membudayakan Germas.

"Masyarakat terutama kaum muda memiliki peran penting dalam membudayakan Germas untuk mencegah timbulnya penyakit tidak menular ini. Germas harus senantiasa menjadi budaya hidup kita sehari-hari yaitu dengan meningkatkan aktivitas fisik, peningkatan perilaku sehat, penyediaan pangan sehat, dan juga perbaikan gizi. Dan yang paling utama juga adalah peningkatan edukasi kepada semua lapisan masyarakat," demikian Herawati.

Germas dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Germas adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.

Baca juga: Menko PMK ajak masyarakat cegah hipertensi dengan Germas

Baca juga: Makanan gizi seimbang bantu tingkatkan imunitas


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021