Mereka yang diduga terpapar sebanyak 56 orang
Cianjur (ANTARA) - Puluhan orang pengungsi korban longsor dan pergerakan tanah di Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, terpapar COVID-19 setelah dilakukan tes cepat dan tes usap antigen, sehingga temuan tersebut menjadi klaster pengungsian pertama di Cianjur.

"Mereka yang diduga terpapar sebanyak 56 orang, langsung menjalani isolasi di ruangan terpisah tepatnya di lantai dua bangunan madrasah. Sedangkan tes cepat dan usap dilakukan terhadap 96 orang pengungsi yang tinggal dalam satu ruangan itu," kata Camat Cibeber, Ali Akbar saat dihubungi Jumat.

Terlacaknya puluhan pengungsi yang terpapar, berawal dari seorang pengungsi yang mengeluhkan sakit tenggorokan, demam dan hilang penciuman, sehingga gugus tugas langsung melakukan tes cepat dan usap dengan jasil positif COVID-19.

Mendapati hal tersebut, gugus tugas langsung melakukan penelusuran dan tes yang sama terhadap pengungsi yang tinggal dalam satu ruangan karena hingga pekan ketiga rumah mereka yang terdampak longsor belum dapat ditempati.

"Kami masih berkordinasi dengan Satgas Cianjur terkait upaya isolasi maksimal agar tidak berdampak pada pengungsi lainnya. Ke 56 orang yang positif sudah dipisahkan dari pengungsi di lantai bawah," katanya.

Baca juga: Pekalongan sekat tempat pengungsian antisipasi penyebaran COVID-19

Baca juga: Beberapa pengungsi banjir di DKI Jakarta positif COVID-19


Ia menjelaskan, puluhan orang pengungsi diduga terpapar dari tingginya angka kunjungan dari warga luar ke lokasi pengungsian, sehingga pihaknya akan membatasi angka kunjungan dari luar termasuk donatur yang hendak menyalurkan bantuan.

Tercatat hingga saat ini, 241 orang warga dari dua desa, Cibokor dan Girimukti, masih bertahan di pengungsian karena rumah mereka belum bisa ditempati akibat terdampak longsor. Upaya membersihkan material longsor berupa lumpur dan tanah yang masuk sampai ke dalam rumah masih dilakukan.

Ketua PMI Cianjur, Rudi Syachdiar Hidayat, mengatakan sejak jauh hari, pihaknya telah menyarankan dinas terkait dan BPBD Cianjur, untuk melakukan antisipasi dengan melakukan tes cepat dan usap karena ratusan pengungsi rentan terpapar virus berbahaya.

"Karena sudah terjadi apa mau dikata karena sejak terjadi pengungsian kami sudah menyarankan segera lakukan tes cepat dan usap. Saat ini, kami berkoordinasi dengan berbagai lapisan untuk menyediakan lokasi isolasi yang lebih nyaman dan tidak menyatu dengan pengungsi lain," katanya.

Baca juga: Tempat pengungsian rentan jadi lokasi penyebaran COVID-19

Baca juga: PMI edukasi pengungsi pentingnya penerapan prokes

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021