PBOC mungkin akan kembali menguras likuiditas jangka pendek
Shanghai (ANTARA) - Saham China jatuh pada hari Selasa di tengah kekhawatiran varian virus Delta yang lebih menular dapat meredakan pemulihan ekonomi global, sementara investor menahan diri untuk tidak menempatkan taruhan besar menjelang data pekerjaan AS yang dapat mempengaruhi prospek kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed).

Indeks saham unggulan CSI300 ditutup 1,2 persen lebih rendah pada 5.190,54, menghentikan kenaikan beruntun dalam lima hari, sementara Indeks Komposit Shanghai turun 0,9 persen menjadi 3.573,18.

Pasar bergejolak setelah The Fed mengejutkan para pedagang dengan kebijakan yang cenderung hawkish (rejim suku bunga tinggi) pada awal bulan ini, sementara investor bersikap menunggu menjelang laporan ketenagakerjaan AS bulan Juni.

Investor memilih mundur dari aset berisiko menyusul laporan penyebaran virus Delta COVID-19 yang lebih menular di Asia dan di tempat lain, memicu kekhawatiran penguncian lebih lanjut.

Indeks keuangan CSI300 turun 1,3 persen, sedangkan indeks kebutuhan pokok konsumen CSI300 turun 1,8 persen.

Baca juga: Indeks saham unggulan China naik karena sektor teknologi bersinar

China akan membuat kebijakan moneternya fleksibel, dan tepat sasaran, sambil menjaga likuiditas antarbank tetap wajar, kata bank sentral negara itu pada hari Senin, karena pihak berwenang berusaha untuk mengkonsolidasikan pemulihan ekonomi pasca-COVID-19.

Perekonomian negara itu telah mengalami kebangkitan (rebound) dari dampak pandemi COVID-19, dengan eksportir China berpacu untuk memenuhi permintaan global yang mendukung sektor industri yang luas, tetapi pemulihan di sektor konsumen lemah.

"Injeksi bersih oleh PBOC (bank sentral China) adalah untuk memperlancar likuiditas di seluruh kuartal dan PBOC mungkin akan kembali menguras likuiditas jangka pendek, sementara arus masuk yang besar melalui Stock Connect tidak berkelanjutan dengan latar belakang dolar yang lebih kuat," kata Yan Kaiwen, seorang analis dari China Fortune Securities.

Saham pembuat baterai terkemuka China CATL sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebelum ditutup tiga persen lebih tinggi setelah perusahaan memperpanjang kesepakatan pasokan baterai dengan Tesla Inc hingga 2025.

Menurut data Refinitiv, investor melalui Stock Connect yang menghubungkan China daratan dan Hong Kong menjual bersih sahan-A senilai 1,3 miliar yuan (201,31 juta dolar AS) pada hari Selasa.

(1 dolar AS = 6,4578 yuan China)

Baca juga: Saham Inggris dibuka menguat, Indeks FTSE naik 0,2 persen

Penerjemah: Biqwanto Situmorang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021