Laboratorium tersebut akan bermanfaat untuk uji propulsi kereta cepat, yang mana saat ini kereta cepat menjadi salah satu Prioritas Riset Nasional (PRN)
Jakarta (ANTARA) - Perekayasa dari Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi (BT2MP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nacep Suryana mengatakan perlu membangun laboratorium propulsi untuk mendorong percepatan pengembangan kereta cepat.

"Laboratorium propulsi dibutuhkan untuk mendukung industri perkeretaapian nasional," kata Nacep dalam webinar dengan tema "Propulsion System for High Speed Train", di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan laboratorium tersebut akan bermanfaat untuk uji propulsi kereta cepat, yang mana saat ini kereta cepat menjadi salah satu Prioritas Riset Nasional (PRN).

Dengan kondisi saat ini, kata dia, BT2MP menghadapi beberapa kendala antara lain BT2MP belum memiliki trafo "step-up" untuk traksi motor yang memiliki tegangan lebih besar dari 480 V.

Selain itu, katanya, BT2MP juga belum memiliki suplai DC daya tinggi sekarang ini.

Selain itu, semua "test bed" dirancang untuk menguji mesin pembakaran internal. Jika digunakan untuk pengujian traksi motor listrik, maka beberapa modifikasi harus dilakukan.

Pengembangan perangkat laboratorium pengujian baru untuk sistem propulsi, teknologi bogie maupun pengembangan "test track" untuk sarana dan prasarana kereta api, kata dia,  menjadi salah satu prioritas guna mendukung terbentuknya peta jalan PRN Perkeretaapian 2020-2024.

Perkeretaapian adalah salah satu program PRN sesuai dengan Permen Ristek-Dikti Nomor 38 Tahun 2019 tentang PRN 2020-2024. Adapun target akhir dari PRN adalah suatu prototipe kereta api cepat siap uji yang mampu melaju dengan kecepatan 250 km/jam.

Pada PRN itu, katanya, BPPT sebagai koordinator menggandeng berbagai lembaga baik dari pemerintahan, industri, dan akademisi dalam suatu konsorsium kereta api cepat.

Salah satu tujuan dari kegiatan PRN itu adalah perkuatan inovasi industri perkeretaapian nasional. Saat ini kondisi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) produk industri perkeretaapian masih rendah, sebagai contoh untuk kereta perkotaan sebesar 42 persen.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penguatan inovasi dan didukung dengan kemandirian industri perkeretaapian nasional melalui fasilitas pengujian perkeretaapian seperti Laboratorium Sistem Propulsi Perkeretaapian, Laboratorium Sistem Bogie, dan Fasilitas Fast Track, demikian Nacep Suryana.


Baca juga: BPPT upayakan penguasaan sistem propulsi kereta cepat

Baca juga: BPPT: Kereta cepat fokus desain hemat energi, kenyamanan dan kesehatan

Baca juga: KCIC gandeng BPPT kawal alih teknologi kereta cepat

Baca juga: BPPT rekomendasikan tiga skenario untuk kereta semi cepat Jakarta-Surabaya

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021