Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil impor berencana memperkenalkan 53 model listrik di Korea Selatan (Korsel) pada tahun 2023. Mereka dengan cepat bergerak menuju teknologi kendaraan masa depan di tengah peraturan yang diperketat.

Mereka juga berencana untuk meluncurkan 46 kendaraan listrik hybrid ringan, serta 32 kendaraan listrik hybrid dan plug-in hybrid, untuk tiga tahun ke depan, kata Ketua Asosiasi Importir dan Distributor Mobil Korea (KAIDA) Rene Koneberg dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari Yonhap, Rabu.

Langkah itu dilakukan ketika lusinan negara telah mengumumkan rencana mereka untuk melarang penjualan kendaraan bertenaga mesin pembakaran pada tahun 2040 untuk membantu mengurangi emisi karbon.

Industri otomotif "mengalami perubahan paradigma" karena produsen mobil bertaruh pada elektrifikasi, mengemudi otonom, dan solusi mobilitas baru sebagai pendorong pertumbuhan baru, kata Koneberg, yang juga menjabat sebagai Direktur Pelaksana Audi Volkswagen Korea.

Baca juga: Nissan resmikan pabrik di Inggris untuk rakit mobil listrik baru

"Dekade berikutnya akan membawa perubahan yang sama ke pasar mobil seperti yang dialami produsen mobil dalam 100 tahun terakhir," kata dia.

Mencerminkan meningkatnya permintaan untuk model ramah lingkungan, penjualan model nol-emisi impor melebihi 3.000 unit di Korea Selatan pada tahun lalu, kata KAIDA.

KAIDA memperkirakan angka tersebut akan mencapai 10.000 dalam waktu dekat.

Proporsi kendaraan ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik murni, dari total penjualan mobil impor melonjak dari 2 persen pada 2010 menjadi 30 persen pada April tahun ini.

Untuk membantu mempromosikan model kendaraan listrik, produsen mobil impor telah membentuk 650 pengisi daya kendaraan listrik dan berencana untuk membangun 1.050 pengisi daya tambahan dalam lima tahun ke depan.

Secara nasional, ada total 70.000 pengisi daya kendaraan listrik terdaftar di Korea Selatan - 58.000 pengisi daya lambat dan 12.000 pengisi daya cepat - dan pemerintah Korea bertujuan untuk meningkatkan jumlahnya menjadi 500.000 dan 17.000, masing-masing, pada tahun 2025, menurut kementerian lingkungan.

Penjualan kendaraan impor melonjak menjadi 274.859 unit pada 2020 dengan pangsa 17 persen di pasar kendaraan penumpang domestik dari 6.921 unit dengan pangsa 0,6 persen pada 1995, kata KAIDA.

Dari Januari hingga Juni, penjualan mobil impor naik 15 persen menjadi 147.757 unit dari 128.236 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Korea Selatan akan kembangkan sektor industri baterai EV

Baca juga: GM sepakat pasok lithium di AS untuk baterai mobil listrik

Baca juga: Tesla cetak rekor pengiriman lebih dari 200 ribu mobil kuartal II 2021
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021