Johannesburg (ANTARA) - Mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma siap menyerahkan diri untuk menjalani hukuman 15 bulan penjara karena penghinaan terhadap pengadilan, kata yayasannya pada Rabu (7/7), indikasi pertama bahwa Zuma bersedia menjalani hukuman penjaranya.

Pengadilan konstitusi menjatuhkan hukuman penjara kepada Zuma pada 29 Juni selama 15 bulan karena mangkir  dalam penyelidikan korupsi, dan memberinya waktu lima hari untuk menghadap polisi.

Di bawah ini adalah beberapa skandal utama yang melibatkan Zuma, presiden yang dianggap paling memecah belah Afrika Selatan sejak berakhirnya kekuasaan minoritas kulit putih pada 1994. Dia berkuasa dari 2009 hingga 2018.

"State of Capture"

Pelindung publik, pengawas anti korupsi utama Afrika Selatan, menerbitkan sebuah laporan pada 2016 berjudul "State of Capture" yang menuduh bahwa teman-teman pengusaha Zuma, Gupta bersaudara, telah mencoba mempengaruhi penunjukan menteri kabinet dan secara tidak sah diberi tender negara. "State of capture" adalah istilah yang merujuk pada sistem politik yang dijalankan dengan cara KKN (korupsi, kolusi, nepotisme).

Penyelidikan dilakukan pada 2018 untuk memeriksa tuduhan korupsi selama periode Zuma berkuasa. Zuma menyangkal melakukan kesalahan dan sejauh ini tidak bekerja sama.

Gupta, yang juga menyangkal melakukan kesalahan, meninggalkan Afrika Selatan setelah penggulingan Zuma.

Kesepakatan senjata

Zuma diadili atas tuduhan termasuk korupsi dan penipuan yang berkaitan dengan kesepakatan senjata senilai 30 miliar rand (Rp29 triliun) dari tahun 1990-an, ketika dia menjadi wakil presiden.

Tuduhan itu dikesampingkan pada 2009, membuka jalan bagi Zuma untuk mencalonkan diri sebagai presiden, tetapi dipulihkan pada 2018. Dia menyangkal melakukan kesalahan.

Pemecatan

Zuma memecat Menteri Keuangan Nhlanhla Nene pada Desember 2015, dan menggantikannya dengan anggota parlemen yang kurang dikenal, Des van Rooyen.

Zuma terpaksa memecat van Rooyen dan mengangkat kembali menteri keuangan sebelumnya, Pravin Gordhan, empat hari kemudian setelah nilai mata uang rand jatuh. Presiden Cyril Ramaphosa mengangkat kembali Nene pada Februari 2018.

Belakangan di tahun itu, Nene mengatakan kepada penyelidikan korupsi peradilan bahwa dia telah dipecat oleh Zuma karena menolak untuk menyetujui kesepakatan tenaga nuklir senilai $100 miliar ( Rp14,5 triliun) dengan Rusia pada 2015.

Perombakan kabinet tengah malam

Zuma memecat Gordhan sebagai menteri keuangan dan Mcebisi Jonas sebagai wakil menteri keuangan dalam perombakan kabinet tengah malam pada Maret 2017. Pasar keuangan Afrika Selatan anjlok, dengan pejabat senior di Kongres Nasional Afrika (ANC) yang memerintah mengungkapkan kemarahan atas kurangnya konsultasi.

Pendaratan Waterkloof

Gupta menggunakan pangkalan udara Waterkloof yang sangat ketat dalam pengamanan untuk menerbangkan 200 tamu dari India untuk pernikahan anggota keluarga pada 2013, yang memicu kemarahan publik. Kongres Nasional Afrika menyebut pendaratan itu sembrono dan melanggar keamanan nasional.

Mempermewah Nkandla

Segera setelah Zuma menjadi presiden, diketahui bahwa jutaan dolar uang publik telah dihabiskan untuk mempermewah tanah pedesaannya yang luas, termasuk kolam renang yang dibenarkan oleh seorang menteri sebagai sumber daya pemadam kebakaran.

Zuma melewati mosi tidak percaya di parlemen atas tindakan mempermewah itu dan membayar kembali lebih dari $ 500.000 (Rp7,2 miliar) setelah gagal mencoba untuk memperdebatkan kasusnya di pengadilan konstitusional.

Tuduhan Pemerkosaan

Sementara saat menjabat wakil presiden ANC, Zuma didakwa memperkosa putri dari temannya sendiri yang positif HIV dan dipenjarakan di Pulau Robben bersama Zuma selama era apartheid.

Zuma dibebaskan pada 2006 tetapi diejek setelah mengatakan dia mandi setelah berhubungan seks untuk mengurangi risiko tertular HIV.

Sumber: Reuters
Baca juga: Wakil Jacob Zuma kecam pengadilan Afrika Selatan atas vonis penjara
Baca juga: Mantan presiden Afsel hadapi penyelidikan korupsi
Baca juga: Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mundur di tengah tekanan

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021