Fokus kita di luar kota-kota besar, itu yang kita fokuskan di Bukalapak. Saat ini kita punya infrastruktur yang kuat untuk mendukung strategi itu yaitu online marketplace dan 8 juta warung mitra Bukalapak
Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer PT Bukalapak.com Tbk Rachmat Kaimuddin mengatakan perseroan akan lebih fokus melayani konsumen yang berada di luar kota besar dan menjadi strategi yang membedakan dengan marketplace atau loka pasar daring lainnya.

"Fokus kita di luar kota-kota besar, itu yang kita fokuskan di Bukalapak. Saat ini kita punya infrastruktur yang kuat untuk mendukung strategi itu yaitu online marketplace dan 8 juta warung mitra Bukalapak. Mungkin ini strategi yang berbeda dengan teman-teman kita yang pure online marketplace," ujar Rachmat saat jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Rachmat menyampaikan, pihaknya tidak hanya membangun layanan daring, tapi juga layanan luring dan jembatan dari layanan daring ke layanan luring. Melalui loka pasar daring, konsumen bisa mencari apa saja yang dibutuhkannya, namun penggunaannya masih dominan dilakukan di kota-kota besar sehingga dibutuhkan penghubung antara layanan daring dan layanan luring.

"Jadi yang kita lakukan adalah digitalisasi warung. Jadi kita buatkan apilkasi untuk warung, sehingga dia juga bisa jual pulsa dan sebagainya. Dia juga bisa pesan barang kelontong dengan harga yang lebih baik dan akan kami antarkan dengan gratis. Ini tentu pelayanan yang baru juga buat mereka. Biasanya kalau barang habis, mereka harus tutup warung dan pergi ke pasar. Dengan aplikasi ini, apalagi pandemi gini, mereka bisa pesan. Jadi sangat bermanfaat lah buat mereka. Adopsinya cukup tinggi di 2020," kata Rachmat.

Selama 11 tahun perkembangannya, Bukalapak memiliki model bisnis yang terbukti sehat. Pada 2020, total processing value (TPV) perseroan mencapai Rp85 triliun. Hingga 31 Desember 2020, jumlah pengguna yang terdaftar sebanyak 104,9 juta. Adapun dari TPV tersebut, sekitar 70 persen transaksi berasal dari kota-kota di luar wilayah tier 1. Menurut Rachmat, hal tersebut mengindikasikan fokus Bukalapak dalam hal pemerataan ekonomi nasional.

Rachmat mengklaim Bukalapak bertumbuh dengan performa finansial yang terus meningkat, strategi bisnis yang efektif, dan didukung oleh potensi pasar yang besar. Dari 2018 hingga 2020, rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) pendapatan perseroan mencapai 115 persen. Pada 2020, pendapatan Bukalapak sebesar Rp1,35 triliun.

Tahun ini, Bukalapak terus berkembang menjadi perusahaan teknologi yang tidak hanya memberikan manfaat bagi UMKM secara daring, tapi juga melalui platform dan layanan luring. Perseroan memiliki rekam jejak program online to offline (O2O) yang dikenal dengan nama Mitra Bukalapak yang telah terbukti menunjukkan hasil yang bertumbuh secara signifikan. Pertumbuhan pendapatan mitra Bukalapak dari 2018 hingga 2020 lebih dari 1.200 persen.

Berdasarkan riset Frost & Sullivan, Bukalapak merupakan platform e-commerce yang paling banyak memiliki jaringan mitra di Indonesia. Tahun lalu, sekitar 27 persen dari TPV Bukalapak berasal dari mitra. Per akhir Desember 2020, jumlah mitra yang terdaftar sebanyak 6,9 juta dengan pertumbuhan penjualan per mitra setelah bergabung mencapai tiga kali lipat, berdasarkan estimasi internal perusahaan.

Bukalapak secara resmi baru saja mengumumkan rencananya untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dan akan menjadi unicorn Indonesia yang pertama melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perseroan melepas 25,76 miliar lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO dan ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran berkisar antara Rp750 sampai dengan Rp850 per saham. Jumlah seluruh nilai IPO saham tersebut mencapai Rp21,9 triliun.

Ia menambahkan tim manajemen Bukalapak juga didukung oleh pemegang saham dengan kepentingan strategis yang selaras, mampu mendorong manfaat sosial bagi mitra dan komunitas Bukalapak, serta memiliki peluang yang sangat besar untuk e-commerce Indonesia dan pasar ritel mikro daring.

Presiden Komisaris Bukalapak Bambang Brodjonegoro mengapresiasi kinerja perusahaan dan mendukung langkah manajemen untuk melakukan IPO pada tahun ini.

"Kami yakin, sebagai all commerce ekosistem digital, Bukalapak dapat menjadi salah satu perusahaan publik dengan kinerja terbaik. Dengan menggabungkan bisnis offline dan online, saya yakin tingkat pertumbuhan perusahaan ini akan lebih optimum," ujar Bambang.

Baca juga: Bukalapak gelar IPO
Baca juga: Tawarkan saham ke publik, Bukalapak akan jadi unicorn pertama di BEI
Baca juga: Bukalapak dorong warteg melek digital

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021