Kalau dilanjutkan 1-2 minggu lagi insya Allah trennya akan menurun
Solo (ANTARA) - Penambahan kasus COVID-19 di Solo mulai melambat setelah Pemberlakuan pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, yakni di bawah angka 300 kasus setelah sebelumnya mencapai lebih dari 500 kasus per hari.

Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 di Solo, Senin, sampai dengan Senin, angka kumulatif sebanyak 20.074 kasus atau terjadi penambahan sebanyak 243 kasus dibandingkan jumlah kasus pada Minggu (18/7) yakni sebanyak 19.831 kasus.

Sedangkan dari Sabtu (17/7) ke Minggu terjadi penambahan sebanyak 214 kasus dan dari hari Jumat (16/7) ke Sabtu penambahannya sebanyak 284 kasus.

Baca juga: Menkes: Vaksinasi COVID-19 di Solo capai 50 persen sasaran

Dari data yang sama, penambahan kasus tersebut cenderung membaik mengingat belum lama ini Kota Solo mencatat rekor penambahan tertinggi pada Kamis (15/7) yang mencapai 544 kasus.

Terkait hal itu, Direktur Rumah Sakit Bung Karno (RSBK) Solo Wahyu Indianto mengatakan PPKM Darurat cukup berdampak pada berkurangnya tingkat keramaian di Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit tersebut.

"Secara sepintas iya (PPKM berdampak), UGD tidak seramai 2-3 hari sebelumnya, namun memang masih antre, jadi belum signifikan," katanya.

Baca juga: Solo alami lonjakan kasus COVID-19

Meski demikian, dikatakannya, PPKM Darurat masih tetap harus dilakukan karena berdampak pada perubahan perilaku masyarakat.

"Beberapa waktu lalu warung masih banyak yang ramai, protokol kesehatan jelas dilanggar. Memang ini butuh kesabaran bersama," katanya.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta Ahyani mengatakan jika melihat kondisi tingkat penyebaran COVID-19 saat ini maka memerlukan waktu yang lebih panjang lagi untuk memutus mata rantai penyebaran.

Baca juga: Solo masih alami krisis oksigen untuk penanganan pasien COVID-19

"Tidak seperti waktu PPKM Mikro, penularannya beda dengan varian yang sekarang, sangat pesat. Oleh karena itu, perlu waktu yang lebih panjang lagi," katanya.

Meski demikian, diakuinya, PPKM Darurat yang akan selesai pada 20 Juli 2021 sudah mulai memperlihatkan hasil yang positif.

"Mulai ada sedikit perbedaan, antara yang sembuh dengan yang terpapar lebih banyak yang sembuh. Kalau dilanjutkan 1-2 minggu lagi insya Allah trennya akan menurun. Ini tidak hanya terjadi di Kota Solo tetapi juga di daerah lain, jika PPKM diperpanjang maka penurunan kasus bisa lebih cepat lagi," katanya.

Baca juga: Kondisi darurat, Pemkab Boyolali imbau warga Shalat Idul Adha di rumah

Baca juga: Dua pintu keluar tol Boyolali ditutup mulai Jumat 16 Juli 2021

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021