Jakarta (ANTARA) - Indiskop kembali menyelenggarakan Indiskop Festival 2021 secara daring dengan tema "Filmku, Perjuanganku!" yang menawarkan rangkaian kelas dan lokakarya bekerjasama dengan New York Film Academy, kompetisi film pendek, pemutaran film pemenang dan film pilihan, juga malam penghargaan untuk mengapresiasi sineas muda. IndisFest 2021 diselenggarakan pada Agustus hingga Oktober 2021.

"Menyambut 17 Agustus, penting untuk membangkitkan semangat dan menyebarkan optimisme. Lewat film diharap banyak cerita inspiratif yang jadi penyemangat," kata pendiri Indiskop dan Indiskop Festival Marcella Zalianty dalam konferensi pers, Sabtu.

"Spesial tahun ini, kami berkolaborasi dengan New York Film Academy," imbuh dia. "Penting untuk bisa berbagi ilmu dan mendapatkan ilmu dari pelaku industri di negara yang perfilmannya jauh lebih maju."

Marcella berharap kerjasama ini bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia perfilman Indonesia agar karya-karyanya nanti lebih berkualitas.

Creative Strategy Officer dan Dekan New York Film Academy, kampus Los Angeles, Dan Mackler, mengatakan New York Film Academy antusias untuk bekerja sama dengan Indiskop Festival untuk membawa kelas instruktur profesionalnya ke pasar Indonesia.

Baca juga: Alasan sutradara garap novel karya Eka Kurniawan jadi film

Kami percaya bahwa masyarakat Indonesia khususnya insan perfilman dapat mengembangkan bakat kreatif sehingga mereka dapat menceritakan kisah menarik mereka dan dengan kolaborasi bersama Indiskop kami berharap dapat menjangkau audiens penting masyarakat Indonesia,” kata Dan Mackler.

Dalam program Indisclass yang bekerjasama dengan New York Film Academy, Indiskop mengadakan kelas dan lokakarya akting, produksi, sutradara, menulis skenario juga music scoring, literasi digital dan intelektual properti. Peserta bisa mendapatkan ilmu dari para mentor seperti aktris Christine Hakim, Lukman Sardi, seniman Jose Rizal Manua, sutradara Kamila Andini, produser Sheila Timothy, editor film Cesa David Lukmansyah hingga komposer Thoersi Argeswara.

Dalam kompetisi film pendek, Indiskop Festival 2021 ingin memotret setiap usaha kebangkitan masyarakat Indonesia di tengah pandemi lewat tema “Filmku, Perjuanganku!”. Melalui film diharapkan para peserta dapat membagikan perjuangannya sendiri atau orang-orang di sekitar mereka yang menginspirasi melalui karya film pendek.

Program selanjutnya adalah Indisscreening yang memutarkan film pemenang kompetisi dan film pilihan yang terkurasi secara daring melalui platform digital Indiskop. Kemudian Indisaward, malam penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap sineas muda.

“Program IndisFest mengajak masyarakat Indonesia tetap bisa kreatif dan produktif meski dari rumah. IndisFest diharapkan dapat menjadi ruang virtual untuk menyebarkan energi kreatif, membangun optimisme, mengapresiasi industri film dan ekonomi,” ujar Marcella.

Indiskop Festival diselenggarakan atas kerjasama Indiskop dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Indiskop adalah ruang putar film berlayar lebar (bioskop) didirikan sejak tahun 2019 yang ditujukan sebagai sarana hiburan, edukasi, dan juga pusat kuliner merakyat. Saat pandemi yang terjadi sejak tahun lalu, Indiskop mengadakan festival film daring perdana pada 2020 yang diisi dengan kelas film juga kompetisi film pendek.

Baca juga: Indiskop Film Festival 2020 perdana digelar secara online

Seniman berbagi ilmu

Mulai dari aktor kawakan Slamet Rahardjo hingga aktris muda Prilly Latuconsina akan berbagi ilmu dengan para peserta di kelas virtual. Prilly mengatakan dirinya ingin berbagi pengalaman yang dirasakan selama beberapa tahun terakhir di mana ia berkesempatan bekerja bersama sutradara, aktor, penulis hingga kru yang luar biasa. Prilly ingin memantik semangat generasi muda yang ingin meniti karier sebagai aktor juga meluruskan anggapan yang salah mengenai profesi tersebut.

"Aku ingin bisa memotivasi generasi muda yang masih takut mengejar mimpi sebagai aktor karena melihat di zaman modern seperti ini kayaknya penampilan dan follower kita terlihat seperti faktor penentu, padahal itu salah besar," tutur Prilly.

Menurut Prilly, seorang aktor bisa bertahan bila dapat membuktikan dirinya punya kualitas dan asa untuk terus belajar dan menempa diri, juga mengenal kejujuran dan bekerja dengan hati.

"Follower dan tampilan fisik itu bonus," kata Prilly, menambahkan dia berharap dari kelas virtual akan ada orang-orang yang termotivasi untuk mengembangkan potensi masing-masing.

Menurut Prilly, untuk menjadi seorang aktor seseorang tidak harus punya banyak pengikut di media sosial atau harus mengikuti tren, tetapi mau banyak belajar serta selalu menghargai lawan main serta para kru di industri film.

Baca juga: Kelas literasi digital jadi bagian Indiskop 2021

Sementara seniman Jose Rizal Manua akan memberi pelajaran untuk para calon aktor. Dia akan berbagi ilmu mengenai akting sebagai seni yang kompleks.

"Tidak hanya berhubungan dengan suara dan tubuh, tapi dengan jiwa dan lingkungan. Bagaimana setting peristiwa menentukan apa yang harus dilakukan," kata Jose yang akan mengajar tentang daya konsentrasi, ingatan emosi, kesadaran irama, cara membangun watak tokoh juga observasi dalam menyelami sebuah karakter.

Penulis naskah dan sutradara Rahabi Mandra juga terlibat dalam kelas penulisan skenario.

"Visual sebagus apa pun yang dinilai adalah ceritanya," kata Peraih penghargaan Penulis Skenario Adaptasi Terbaik di Festival Film Indonesia 2017, menegaskan pentingnya skenario.

Dia ingin berbagi ilmu dan pengalaman yang diharap bisa diterapkan oleh peserta sekaligus memberi mereka semangat untuk berkarya.

Setidaknya keterlibatan New York Film Academy dan ajang Indiskop tahun ini akan menambahkan pengetahuan dan pengalaman baru bagi sineas Indonesia, khususnya yang muda, meskipun di tengah keterbatasan akibat pandemi COVID-19.

Baca juga: Menparekraf kagumi ketangguhan insan perfilman Indonesia

Baca juga: Kemendikbudristek usul Indiskop gandeng sekolah miliki lab seni budaya

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021