Berdasarkan hasil pemantauan BMKG tanggal 11 Agustus 2021 diperkirakan pada 11-18 Agustus 2021, cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi di beberapa wilayah
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menerbitkan Maklumat Pelayaran Nomor 81/Phbl/2021 tanggal 12 Agustus 2021, menyusul adanya prediksi cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi di beberapa wilayah dalam tujuh hari ke depan.

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kemenhub,Ahmad menyampaikan Maklumat Pelayaran ini dikeluarkan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kapal akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi tersebut.

"Berdasarkan hasil pemantauan BMKG tanggal 11 Agustus 2021 diperkirakan pada 11-18 Agustus 2021, cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi di beberapa wilayah," kata Ahmad dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Adapun Maklumat Pelayaran menginstruksikan kepada Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama, Kepala Kantor KSOP, Kepala Kantor UPP, Kepala Kantor KSOP Khusus Batam, Kepala Pangkalan PLP, serta Kepala Distrik Navigasi di seluruh Indonesia untuk mewaspadai bahaya cuaca ekstrem selama satu pekan ke depan dan perkiraan adanya gelombang ekstrem di atas enam meter yang diperkirakan akan terjadi di Perairan Timur Enggano, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga Selatan, Jawa Timur.

Berikut prediksi gelombang ekstrem hingga rendah yang akan terjadi di perairan Indonesia periode 11 - 18 Agustus 2021 yaitu:

Gelombang ekstrem di atas 6 meter diperkirakan akan terjadi di Perairan Timur Enggano, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga Selatan, Jawa Timur.

Baca juga: Kemenhub imbau semua pihak waspadai cuaca ekstrem

Gelombang tinggi antara  4 – 6 meter diperkirakan akan terjadi di Perairan Utara Sabang, Perairan Barat Aceh Hingga Kep. Mentawai, Perairan Bengkulu, Perairan Barat Lampung, Samudra Hindia Barat Aceh hingga Mentawai, Selat Sunda Bagian Barat dan Selatan, Perairan Selatan Jawa Barat hingga Pulau Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas Bagian Selatan, Selat Sumba Bagian Barat, Samudra Hindia Selatan Bali hingga NTT.

Gelombang tinggi 2,5 – 4 meter diperkirakan akan terjadi di Perairan Selat Malaka Bagian Utara, Perairan Timur Simeulue, Teluk Lampung Bagian Selatan, Selat Sape bagian Selatan, Perairan Pulau Sawu - Pulau Rotte - Kupang, Laut Sawu, Laut Jawa, Selat Karimata bagian Selatan, Laut Arafu.

Gelombang sedang 1,25 - 2,50 meter diperkirakan akan terjadi di Perairan Timur Kepulauan Nias hingga Mentawai, Selat Sumba bagian Timur, Selat Ombai, Perairan Selatan Kepulauan Anambas, Perairan Timur Bintan - Lingga, Laut Natuna, Perairan Utara Bangka, Perairan Belitung - Selat Gelasa, Selat Karimata bagian Utara, Perairan Utara Pulau Jawa hingga Kepulauan=Kangean, Perairan Selatan Kalimantan, Perairan Kotabaru, Selat Makassar bagian Selatan dan Tengah, Laut Bali - Laut Sumbawa, Selat Lombok bagian Utara, Perairan Sabalana - Selayar, Teluk Bone Bagian Selatan, Laut Flores, Perairan Baubau - Wakatobi, Laut Sulawesi Bagian Timur, Perairan Selatan Pulau Buru - Pulau Seram, Laut Banda, Perairan Kepuauan Sermata - Kepulauan Tanimbar, Perairan Kepulauan Kei - Kepulauan Aru, Perairan Jayapura - Sarmi, Samudra Pasifik Utara Jayapura.

Ahmad menambahkan seluruh syahbandar diinstruksikan setiap hari memantau ulang kondisi cuaca melalui bmkg.go.id, serta menyebarluaskanya kepada pengguna jasa, termasuk publikasi di terminal atau tempat embarkasi/debarkasi penumpang.

Syahbandar juga diminta untuk menunda Surat Persetujuan Berlayar (SPB) sampai kondisi cuaca benar-benar aman untuk berlayar.

"Seluruh temuan terjadinya gangguan dan atau kecelakaan kapal dapat dilaporkan ke Puskodalops melalui nomor telepon 081196209700 atau email puskodalops_hubla@yahoo.co.id," ujarnya.

Baca juga: Kemenhub terbitkan maklumat pelayaran di wilayah perairan NTT

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021