keterbatasan bahan baku daur ulang mendorong impor plastik dan kertas
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong mengatakan bahwa pengelolaan sampah menjadi sumber daya memiliki potensi yang besar di Indonesia dengan masih banyaknya sampah yang belum dimanfaatkan menjadi bahan baku.

"Tingginya kebutuhan plastik dan kertas serta keterbatasan ketersediaan bahan baku daur ulang dalam negeri mendorong tingginya impor plastik dan kertas," kata Wamen Alue dalam diskusi virtual yang dipantau dari Jakarta pada Senin.

"Padahal bahan baku industri daur ulang plastik dan kertas banyak tersedia di seluruh Indonesia dalam bentuk sampah yang belum dimanfaatkan dengan benar," tambahnya.

Menurut kajian pemetaan usaha pengumpulan bahan baku daur ulang plastik dan kertas di Indonesia yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menemukan daur ulang plastik pascakonsumsi baru mencapai tujuh persen dengan 15 persen bahan baku berasal dari impor.

Baca juga: Komunitas: Edukasi pengelolaan sampah perlu diajarkan sejak dini

Baca juga: KEHATI: Pengelolaan sampah di masyarakat butuh sistem berkelanjutan


Sementara itu, laju daur ulang kertas mencapai 13,15 persen dengan 50 persen bahan baku masih didapat dari proses impor.

Padahal, sebanyak 54 persen dari total sampah plastik masih terbuang ke lingkungan atau belum didaur ulang dan 55 persen dari total sampah kertas juga mengalami hal serupa.

Kajian itu sendiri dilakukan terhadap 1.330 bank sampah, 241 pelaku industri daur ulang plastik dan 52 pelaku industri daur ulang kertas.

"Untuk mendukung penyediaan bahan baku daur ulang dalam negeri maka pemilahan sampah di sumber menjadi langkah awal dan utama," jelas Alue.

Menurutnya, salah satu wadah paling efektif untuk melakukan pemilahan sampah adalah bank sampah. Karena itu KLHK secara serius terus mendorong program pemberdayaannya mengingat pentingnya peran bank sampah dalam edukasi di tingkat akar rumput.

Baca juga: KLHK informasikan langkah penting usai memilah sampah di rumah

Baca juga: KLHK: Pemilahan sampah jadi kunci awal ekonomi sirkular

 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021