Karena tidak terbatas, banyak masalah yang muncul ketika bermedia sosial sehingga harus dilakukan dengan bijak.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi MPR RI Siti Fauziah berharap para warganet (netizen) bijak dalam menggunakan media sosial dan tetap menjaga Bhinneka Tunggal Ika.

"Indonesia sangat beragam dilihat dari suku, bangsa, bahasa, agama, warna kulit, dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika. Kami harap netizen bermedia sosial untuk menyatukan bangsa. Dengan merekatkan seluruh keragaman yang ada," kata Siti dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Hal itu dikatakannya dalam acara diskusi bersama netizen dengan tema The Power of Bhinneka Tunggal Ika, Bijak Bermedia Sosial dalam Mewujudkan Karakter Bangsa di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (18/9). Netizen gathering tersebut diikuti sebanyak 22 pegiat media sosial Bandung.

Menurut Siti, nilai Bhineka Tunggal Ika sebenarnya sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan di tengah masyarakat, misalnya, berbagai macam suku bangsa, agama, dan bahasa bisa hidup secara berdampingan.

"Nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika itu perlu diinternalisasikan lagi secara lebih komprehensif," katanya menegaskan.

Ia menegaskan bahwa semangat Bhinneka Tunggal Ika sudah ada sejak dahulu sebelum Indonesia merdeka. Para pendahulu bangsa menyadari bahwa Indonesia yang terdiri atas beragam suku bangsa, agama, dan bahasa harus dibangun bersama-sama.

Dalam konteks bijak bermedia sosial, dia mengatakan bahwa generasi saat ini yang sudah akrab dengan media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube, harus memanfaatkannya dengan bijak.

"Media sosial sudah tanpa batas dan bisa diakses seluruh Indonesia, bahkan luar negeri. Karena tidak terbatas, banyak masalah yang muncul ketika bermedia sosial sehingga harus dilakukan dengan bijak," katanya.

Ia mengingatkan bahwa media sosial adalah media publikasi dan menjadi platform baru untuk menyampaikan pesan, misalnya yang sifatnya serius menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara bisa disampaikan melalui media sosial.

Siti mengemukakan bahwa media sosial menjadi wahana strategis untuk menyampaikan pesan karena bisa langsung terpublikasi dan tersebar.

"Pada era digitalisasi, MPR RI melalui media sosial bisa memperkenalkan lembaga kepada masyarakat karena masih banyak orang yang belum mengetahui tugas dan wewenang MPR. Kami berharap netizen MPR Bandung bisa memberi masukan kepada MPR agar pengelolaan media sosial lebih baik lagi," katanya.

Apabila platform media sosial MPR bisa dioptimalkan, akan berdampak pada masyarakat sehingga lembaganya akan menggunakan platform media sosial untuk menyosialisasikan Empat Pilar MPR, khususnya kepada generasi milenial dan generasi Z yang sudah "melek" teknologi.

Baca juga: Boy Rafli: BNPT pantau konten radikal di media sosial

Baca juga: Pengguna media sosial diharap bisa terapkan empati saat berkomentar


Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021