Sumatera Selatan (ANTARA) - Polisi resor Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, tutup bekas Lapangan Terbang (Lapter) Stanvac setelah kejadian balap liar berdarah yang menewaskan dua orang remaja setempat.

"Area Lapter Stanvac akan ditutup permanen, disertakan pemasangan rambu-rambu larangan berkegiatan di sana," kata Kepala Polres PALI Ajun Komisais Besar Polisi Rizal Agus Triadi dalam keterangan resminya, Senin.

Menurutnya, keputusan penutupan lapangan terbang peninggalan zaman kolonial tersebut sudah berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Perhubungan setempat.

Selain ditutup, pihaknya juga menyiagakan petugas kepolisian di lokasi tersebut guna mencegah aksi balap liar terjadi kembali.

"Selain bersiaga, mereka saya tugaskan berpatroli setiap saat di lokasi itu, sehingga tidak ada lagi celah untuk dijadikan lokasi balap liar," ujarnya.

Lapangan Terbang Stavac berlokasi di Desa Pendopo, Kelurahan Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Pada Ahad (19/9) sekitar pukul 17.00 WIB dijadikan lokasi balap liar oleh pemuda setempat.

Pada kesempatan itu, ada dua remaja tewas berinisial DK (15), warga Desa Mangku Negara, Kecamatan Penukal dan MN (15) warga Desa Tambak, Kecamatan Penukal Utara.

Mereka tewas seketika setelah motornya hilang kendali dan saling hantam di landasan pacu.

Lalu motor yang terpelanting dengan kuat itu menghantam para remaja lainnya yang saat itu menonton di sisi lintasan pacu.

Akibatnya lima orang remaja berinisial SNI (15), FR (15), dan DD (15) warga Desa Mangku Negara, ADN (15) warga Desa Suka Maju, dan BNT (17) warga Kelurahan Handayani Mulya, Kecamatan Talang Ubi terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Talang Ubi karena luka-luka.

"Sampai di sini (RSUD) dua korban sudah meninggal dunia, jasad korban langsung dibawa oleh keluarga ke rumah duka. Untuk yang lain masih dirawat," kata dr Putri di RSUD Talang Ubi.

Salah seorang warga sekitar lapangan terbang, Rudi Hartono, mengatakan meskipun petugas kepolisian sudah sering berpatroli dan mengamankan para pelaku balap liar di sana, namun petugas masih saja kecolongan.

Setelah Polisi menutup lokasi tersebut, ia berharap balap liar tidak ada lagi.

"Semoga tidak ada lagi, saya selaku orang tua juga cemas karena anak saya jadi ikut-ikutan juga," katanya.*

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021