Ini adalah langkah nyata dan kolaboratif untuk menjawab tantangan transisi energi yang sudah memasuki fase akselerasi dekarbonisasi..
Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menyambut baik kerjasama PT Pertamina (Persero) dengan ExxonMobil Indonesia untuk mengantisipasi transisi energi menuju net zero atau netralitas karbon.

Erick Thohir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, menyambut positif penguatan kerja sama Pertamina dengan ExxonMobil Indonesia ini, di mana dukungan diberikan pula oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

"Ini adalah langkah nyata dan kolaboratif untuk menjawab tantangan transisi energi yang sudah memasuki fase akselerasi dekarbonisasi menuju net zero. Ini tidak bisa dilakukan sendiri, perlu dukungan dan kerjasama dengan berbagai pihak,” ujar Erick Thohir.
 
BUMN migas Pertamina tancap gas dalam mengembangkan bisnis di sektor hulu hingga hilir demi memenuhi kebutuhan energi nasional dan mengantisipasi transisi energi menuju netralitas karbon melalui kesepakatan kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia.
Baca juga: Mempercepat netralitas karbon "Innovation for Cool Earth Forum (ICEF2021) -Online-"

Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury turut menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerja sama yang dilakukan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan President ExxonMobil Indonesia, Irtiza H. Sayyed di Houston, Amerika Serikat pada 17 September 2021 lalu.

“Setelah sejak 1971 Pertamina dan ExxonMobil sudah memiliki kerjasama strategis pada sisi Upstream, kali ini dilakukan penandatanganan pada Downstream atau hilirisasi dengan ExxonMobil agar Indonesia mendapatkan akses infrastruktur energi yang baik ke depannya,” kata Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury.

Kolaborasi ini, lanjut Pahala, khususnya diharapkan dapat mendorong penguatan hilirisasi industri migas terutama terkait pemanfaatan teknologi ExxonMobil untuk Pertamina dalam meningkatkan kapabilitas kilang, petrokimia, oli, dan produk turunan lainnya, serta memperluas akses pasar turunan produk migas.
Baca juga: Indonesia bertujuan capai puncak emisi pada 2030 sesuai LTS-LCCR 2050

Dalam kesepakatan ini, lanjutnya, kedua perusahaan memberikan dukungan kepada afiliasi bisnis untuk melakukan sinergi dan kolaborasi yang saling menguntungkan. Beberapa potensi kerjasama skala global multitahun telah teridentifikasi.

Potensi tersebut antara lain pengembangan riset dan teknologi migas di sektor hulu dan hilir, termasuk melakukan kajian dalam pengembangan dan penerapan teknologi rendah karbon, juga kerja sama lain untuk meningkatkan nilai perusahaan masing-masing di berbagai mata rantai bisnis hilir migas.

Potensi pengembangan kolaborasi lainnya antara lain pengembangan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) untuk menekan emisi karbon dan sebagai bagian dari upaya Enhance Oil and Gas Recovery di sumur-sumur Pertamina untuk meningkatkan produksi migas negara.
Baca juga: Ekonom: Presidensi G20 ajang tunjukkan komitmen penurunan emisi karbon

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menambahkan bahwa kerja sama akan dikembangkan dalam kolaborasi penanganan isu global terkait penyelamatan lingkungan melalui studi bersama dan peluang bisnis dalam teknologi rendah karbon termasuk Carbon Capture, Utilization and Storage.

Kerjasama ini juga sejalan dengan aspirasi global Pertamina pada aspek Environment, Social and Governance.

“Saat ini kolaborasi CCUS sedang dalam pembahasan lebih lanjut dan diharapkan dapat merepresentasikan kolaborasi G2G untuk tujuan yang lebih besar dan saling menguntungkan,” kata Nicke.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021