Makassar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat angka deflasi di provinsi tersebut pada September 2021 sekitar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,49 poin, dan sektor makanan, minuman dan tembakau menjadi pemicunya.

Kepala BPS Sulsel Suntono di Makassar, Jumat, mengatakan penyebab deflasi di seluruh daerah tersebut karena menurunnya beberapa indeks harga-harga dan yang dominan pada sektor makanan, minuman dan tembakau.

"Faktor pendorong terjadinya deflasi itu disebabkan adanya penurunan indeks harga pada beberapa kelompok yang memiliki kontribusi cukup besar, seperti makanan, minuman dan tembakau," ujarnya.

Dari lima kota IHK yang menjadi sampel pendataan, semua kota mengalami deflasi dan tertinggi terjadi di Kota Parepare dengan 0,31 persen.

Empat kota lainnya, Bulukumba dengan deflasi minus 0,13 persen, Makassar minus 0,14 persen, Palopo minus 0,13 persen, dan Watampone minus 0,07 persen.
Baca juga: Sri Mulyani: Inflasi RI masih terjaga di tengah lonjakan negara lain
Baca juga: Ekonom: Tahun 2022 tahunnya Indonesia, ekonomi bakal tumbuh 5 persen


Suntono menjelaskan, deflasi terjadi karena penurunan sebagian indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,64 persen.

Sementara beberapa kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan yaitu, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,08 persen.

Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,24 persen; kelompok transportasi sebesar 0,04 persen.

Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,01 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,00 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,19 persen.

Kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,01 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 0,05 persen.

Komoditas yang memberikan andil deflasi pada kelompok ini yaitu: penurunan harga cabai rawit, telur ayam ras, bawang merah, daging ayam ras, ikan kembung, emas perhiasan, wortel, ikan cakalang, ikan layang, ikan bandeng atau ikan bolu.

"Kalau ada yang turun pasti ada yang naik juga dan penyeimbang deflasinya itu tomat, tahu mentah, kontrak rumah, udang basah, ikan katamba, tempe, tarif uang kuliah, rokok kretek filter, jeruk nipis dan ikan teri," ucapnya.
Baca juga: Anggota DPR ingatkan rendahnya inflasi juga terkait daya beli warga

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021