Jakarta (ANTARA) - Teknologi yang dihadirkan oleh Nissan, yakni e-Power dirasa cocok untuk menjadi batu loncatan sebelum akhirnya memasuki era kendaraan yang berbasis listrik sepenuhnya di Indonesia.

Dengan masih minimnya infrastruktur yang ada untuk kendaraan berbasis listrik ini, penggunaan teknologi e-Power dalam kendaraan Nissan menjadi sebuah alasan yang cukup untuk mendukung program pemerintah meminimalisir polusi yang ada saat ini. 

"Nissan sudah melihat dan memikirkan sebuah hal yang bersifat jangka panjang, tidak hanya di Indonesia melainkan di hampir seluruh negara tujuan. Sebelum memasuki era kendaraan full electric, Indonesia cocok sekali dengan teknologi kami, yakni e-Power," ungkap Direktur Sales & Maketing PT Nissan Motor Distribution Indonesia (NMDI), Tan Kim Piauw pada saat sesi NGOVSAN bersama Forwot, Rabu.

Baca juga: Nissan Ariya rilis di Jepang, unggulkan nilai "EV" dan "Crossover SUV"

Baca juga: Nissan Leaf dapat melesat 100 km/jam dalam 7,9 detik


Ketika berbicara mengenai kendaraan listrik, hal yang menjadi problem utama adalah infrastruktur. Infrastruktur memang yang menjadi alasan cukup klasik bagi banyak negara berkembang. Isu infrastruktur tidak hanya hangat dibicarakan di Indonesia, namun isu ini masih terus diperbincangkan di banyak negara. 

Kendati demikian, teknologi e-Power harus menjadi pertimbangan bila satu negara ingin menekan angka polusi serta tingginya jejak karbon yang sudah mulai meresahkan.

"Jika kita berbicara menuju ke era elektrifikasi, teknologi e-Power ini sangat cocok untuk saat ini. Dengan hadirnya teknologi ini pada kendaraan Nissan, pihaknya sudah turut membantu pemerintah untuk setidaknya menurunkan angka polusi yang ada saat ini," kata Tan Kim Piauw

Nissan memang sangat bersungguh-sungguh dalam upaya untuk menurunkan angka polusi yang kian meningkat di kota-kota besar di Indonesia. Oleh sebab itu Nissan terus berupaya untuk menghadirkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan di Indonesia maupun secara global.

Tan Kim Piauw pun menjelaskan bahwa Indonesia merupakan prospek yang besar untuk memakmurkan kendaraan listrik meski butuh jangka waktu yang lama. Kendati demikian, untuk terciptanya populasi kendaraan EV yang merebak di Indonesia, pemerintah diharapkan turut aktif untuk menghadirkan fasilitas-fasilitas serta infrastruktur terkait.

"Untuk percepatan itu semua, campur tangan pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendorong fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh mobil listrik itu sendiri," jelas dia.

Baca juga: Setelah Kicks e-Power, Nissan siap hadirkan LEAF ke Indonesia 2021

Kendaraan Listrik

Hingga saat sejumlah data mencatat bahwa mayoritas masyarakat di wilayah Indonesia masih belum sepenuhnya tertarik untuk menggunakan apalagi memiliki kendaraan listrik. Hal itu dibuktikan dengan catatan dari GAIKINDO yang hanya mencatat sebanyak 1.900 unit penjualan kendaraan listrik di periode Juni 2021
 
Namun bukan hal yang tidak mungkin untuk membuat kendaraan listrik menjamur di aspal Tanah Air. Pasalnya jumlah penjualan kendaraan listrik terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini membuktikan bahwa minat pasar akan kendaraan listrik semakin meningkat. 

Salah satu hal yang membuat peminat kendaraan listrik masih minim di Indonesia adalah harga jualnya tergolong cukup tinggi disamping fasilitas dan infrastruktur yang belum sepenuhnya memadai. 

"Memang kendaraan listrik di Indonesia masih cukup tinggi harganya, karena rata-rata itu Rp600 jutaan bahkan lebih. Yang menyebabkan kendaraan listrik itu mahal adalah masalah komponen utamanya, yakni baterai," ucap dia.

Dia juga berharap bahwa dengan semakin berkembangnya kendaraan listrik dan semakin banyak peminat kendaraan listrik, maka harga dari "menu utama" alias baterai untuk menjalankan kendaraan yang ramah lingkungan itu akan lebih murah dan terjangkau.

"Saya percaya, semakin banyak mobil listrik itu biaya baterai akan semakin turun. Dan nantinya, harga kendaraan listrik juga akan ikut menyesuaikan dengan harga yang menarik," kata dia.

Dalam hal ini, konsentrasi penuh dari Nissan adalah tetap menghadirkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Sebagai salah satu solusi dari beberapa permasalahan harga tersebut, Nissan sudah memiliki berbagai macam kendaraan yang siap bersaing di Indonesia, yakni Nissan Kicks e-Power yang dibanderol mulai dari Rp471 juta.

"Untuk menyikapi ini semua, kita akan terus memperkenalkan teknologi mobil listrik yang memang menjadi visi dari global. Kami juga berharap bisa membawa kendaraan-kendaraan listrik yang sesuai dengan demand di Indonesia dengan harga yang cukup familiar di sini," tutur dia.

"Komitmen kami juga terus berpatokan untuk membantu pemerintah menghadirkan polusi yang jauh lebih baik dari kendaraan-kendaraan yang beroperasi di Indonesia," tambah dia.

Untuk diketahui bersama, teknologi yang dibanggakan oleh Nissan ini adalah menggunakan powertrain listrik 100 persen yang memanfaatkan teknologi kendaraan listrik yang ada di Nissan LEAF.

e-Power ini hadir dengan mesin bensin sebagai tambahan yang bertugas untuk mengisi baterai yang bertenaga tinggi nantinya, dan tenaga yang dihasilkan akan sama dengan kendaraan listrik dari torsi bawah.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT NMDI, Evensius Go mengatakan bahwa Nissan akan terus menghadirkan kendaraan yang memang sangat dibutuhkan dan inginkan oleh pasar di Indonesia.

"Untuk ke depannya kita akan kembalikan ke pasar, kita memiliki cukup banyak varian untuk dipasarkan di wilayah Indonesia. Yang pasti kita akan komitmen menghadirkan kendaraan dengan teknologi yang kekinian," kata Evensius Go.

Saat ini, Nissan memiliki jajaran produk yang ramah lingkungan mulai dari Nissan Leaf hingga Nissan Kicks e-Power yang siap membantu menyikapi program pemerintah yang akan menurunkan netral karbon pada 2050.

Baca juga: Spesifikasi All New Nissan Leaf Indonesia

Baca juga: The All-New Nissan LEAF meluncur, harga mulai dari Rp649 juta

Baca juga: Nissan Leaf 2022 jadi mobil listrik termurah di Amerika Serikat
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021